Find Us On Social Media :

Olimpiade Tokyo 2020 - Kesalahan dan Kelemahan Praveen/Melati yang Dimanfaatkan Pasangan China

Praveen/Melati saat bertanding di laga perdana BWF World Tour Finals.

SportFEAT.com - Ganda campuran China Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong mengakui bahwa mereka banyak memanfaatkan kesalahan demi kesalahan Praveen/Melati pada Olimpiade Tokyo 2020.

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti kalah dari Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong (China) pada babak perempat final Olimpiade Tokyo 2020, Rabu (28/7/2021).

Ganda campuran Indonesia peringkat empat dunia itu kalah dalam dua gim langsung dengan skor 17-21, 15-21.

Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong memang sejatinya bukan lawan yang mudah.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 – Tunggal Putri Andalan Thailand Jadi Jalan Terjal Gregoria Mariska di Babak 16 Besar

Ganda campuran China itu merupakan pasangan nomor satu dunia dan unggulan teratas di kompetisi multiajang empat tahunan tersebut.

Namun, kekalahan Praveen/Melati hari ini lebih banyak diakibatkan oleh mereka sendiri.

Praveen/Melati banyak melakukan unforced error yang mana hal ini menguntungkan bagi Zheng/Huang yang dikenal memiliki permainan ganas.

"Mereka banyak melakukan kesalahan sendiri, dan kami hanya berusaha memanfaatkan situasi itu," aku Zheng Si Wei kepada BWF Badminton.

Selain kesalaha sendiri, faktanya ada beberapa hal lain yang menjadi titik lemah Praveen/Melati di mata lawan.

Hal itu terungkap dari komentar asisten pelatih ganda campuran, Nova Widianto.

Menurut Nova, salah satu kelemahan Praveen/Melati adalah penampilan mereka yang tidak konsisten.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 -  Ganda Putra Malaysia Ketar-ketir Ketemu Marcus/Kevin di Perempat Final

Penampilan yang tidak konsisten itu bersumber dari faktor teknis yang merujuk pada pola permainan Praveen/Melati yang hanya memiliki satu pola saja.

"Kendala Jordan/Melati itu kan inkonsisten, inkonsisten berasal dari faktor teknis. Mereka hanya punya satu pola permainan saja dan itu sudah terbaca oleh lawan-lawannya," kata Nova Widianto dilansir Sportfeat dari Badminton Indonesia.

"Ketika (pola) main mereka tidak jalan, kita tidak punya alternatif pola lain," lanjut peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Liliyana Natsir itu.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 – Frustrasi, Petinju Maroko Tiru Gigitan Mike Tyson pada Telinga Evander Holyfield

Nova sendiri ikut menyayangkan kekalahan Praveen/Melati yang sejatinya ditarget bisa membawa pulang medali Olimpiade Tokyo 2020.

Namun ia tetap mengapresiasi perjuangan anak didiknya tersebut, terutama di laga perempat final hari ini.

Sebagai catatan. Praveen/Melati sempat tertinggal 6-14 di gim pertama namun bisa menyamakan kedudukan menjadi 14-14.

"Kecewa pasti karena mereka ditarget meraih medali. Tapi saya melihat mereka sudah maksimal hari ini. Apapun hasilnya saya berterima kasih karena mereka sudah berjuang," kata Nova Widianto.

Nova dan segenap tim pelatih gand campuran Indonesia juga bertanggung jawab atas kekalahan ini dan bersiap untuk melakukan evaluasi besar.

"Kekalahan ini tetap tanggung jawab saya sebagai pelatih. Ini menjadi introspeksi saya dan tim pelatih ganda campuran," kata Nova lagi.