SportFEAT.com - Legenda bulu tangkis Denmark, Morten Frost menilai ada beberapa hal yang membuat Marcus/Kevin kurang beruntung di setiap turnamen mayor atau besar usai gagal di Olimpiade Tokyo 2020.
Kegagalan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di Olimpiade Tokyo 2020 masih tak lepas dari sorotan.
Olimpiade Tokyo 2020 memang menyajikan hasil tak terduga di mana nama-nama pemain atau pasangan unggulan justru banyak berjatuhan.
Tak terkecuali, Marcus/Kevin yang harus rela pulang tanpa sempat mencicipi naik podium dengan medali.
Ganda putra nomor satu dunia itu kandas di babak perempat final dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malayasi).
Kekalahan itu mungkin terasa lebih menyesakkan sebab sebelumnya Marcus/Kevin tak pernah kalah dalam tujuh pertemuan melawan pasangan asuhan Flandy Limpele tersebut.
Kecewa, sedih. syok dan rasa tak percaya mungkin menyelimuti penggemar bulu tangkis Tanah Air, dan bahkan dari pihak pemain serta pelatih sendiri.
Namun demikian, kegagalan Marcus/Kevin di Olimpiade Tokyo 2020 ini seakan menambah daftar panjang ketidakberuntungan mereka tiap mentas di turnamen mayor.
Turnamen besar yang sudah dimenangkan The Minions adalah medali emas Asian Games 2018.
Akan tetapi dalam tiga kali partisipasi di Kejuaraan Dunia, Marcus/Kevin juga belum pernah mencicipi medali.
Baca Juga: Ganda Putra India Masih Belum Terima dengan Hasil Jeblok di Olimpiade Tokyo 2020
Aspek mental dan beban yang terlampau besar dinilai jadi salah satu penyebab yang mungkin membuat Marcus/Kevin tidak bsia mengeluarkan permainan terbaiknya kala bersua dengan Chia/Soh.
Namun lebih dari itu, ada kemungkinan lain di mana akar permasalahan kekalahan mereka mungkin tak lepas karena permainan sudah mudah dibaca lawan.
Apalagi jika mengingat Marcus/Kevin kesulitan menang dari lawan alotnya, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang) hingga merasakan 6 kekalahan beruntun.
Baca Juga: Apriyani Rahayu Tak Pasang Kriteria Khusus untuk Calon Pengganti Greysia Polii
Hal itu disampaikan legenda bulu tangkis Denmark sekaligus komentator senior Morten Frost.
"Mereka memenangi banyak gelar juara (Super series/World Tour) tetapi untuk turnamen mayor (Juara Dunia, Olimpiade, red) masih belum," ujar Morten Frost.
"Dan menurut saya, seiring berjalannya waktu, pasangan lain atau lawan dengan kombinasi lain perlahan sudah mulai menemukan cara untuk menghadapi mereka," kata Frost.
Morten Frost yang pernah menjadi pemain tunggal putra Denmark itu menilai mungkin ada dua pilihan yang bisa dijadikan solusi untuk mengatasi performa minor Marcus/Kevin di ajang besar.
"Pada dasarnya mereka harus kembali menciptakan gaya bermain yang lebih baru (lebih bervariasi, red) untuk memenangkan turnamen besar," kata Frost."Dan mungkin apakah Indonesia akan mau membongkar pasangan ini. Itu mungkin akan jadi hal menarik, tapi kita lihat saja apa yang akan terjadi kedepan," katanya lagi.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Ganda Putri Korea Selatan Soal Umpatan Chen Qing Chen
Marcus sendiri saat ini telah menginjak usia 30 tahun, sementara Kevin berusia 26 tahun.
Opsi untuk membongkar pasangan yang sudah diduetkan sejak 2015 itu bukan pilihan yang mustahil terjadi jika menargetkan Olimpiade Paris 2024.
Namun sejauh ini, dari tim pelatih ganda putra Indonesia belum pernah mengindikasikan adanya perubahan pasangan usai Olimpiade Tokyo 2020.