SportFEAT.COM - Pelatih ganda putri Indonesia Eng Hian, membocorkan syarat utama pelapis Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu baru saja membuat sejarah untuk dunia bulu tangkis nasional.
Greysia/Apriyani mentahbiskan diri sebagai pasangan pertama Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade.
Pencapaian itu ditorehkan ganda putri ranking enam dunia tersebut usai mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) di final Olimpiade Tokyo 2020.
Baca Juga: Thomas Cup 2020 – Gawat! Demi Akhiri Puasa Gelar 29 Tahun, Malaysia Gelar Seleksi Khusus
Pelatih kepala ganda putri Indonesia, Eng Hian menjadi sosok yang paling berjasa mengantarkan Greysia/Apriyani memenangi Olimpiade.
Arsitek asal Solo itu pun berharap hasil apik anak asuhnya di Olimpiade Tokyo 2020 menjadi titik balik kebangkitan sektor ganda putri Indonesia.
Eng Hian mengatakan bahwa sejatinya saat ini dirinya sudah menyiapkan pelapis Greysia/Apriyani yang menurutnya mempunyai performa tak kalah apik.
Peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 itu bahkan cukup yakin jika pelapis Greysia/Apriyani mampu bersaing di level internasional.
"Saya mempunyai keyakinan secara teknis itu pemain pelapisnya Greys/Apri itu mempunyai standar yang saya bilang cukup bagus, untuk masuk ke level dunia," kata Eng Hian.
"Saya harap momentum Greys/Apri bisa menjuarai Olimpiade ini bisa lebih membangkitkan mereka semua, kepercayaan diri yang terutama.
Baca Juga: Greysia Polli Belum Mau Pensiun, Medali Emas Kejuaraan Dunia 2021 Masih Jadi Incaran
"Yang kedua adalah mereka bisa melihat, hasil jerih payah Greys/Apri itu sekarang bagaimana masyarakat mengapresiasinya," lanjut Eng Hian.
"Itu saya harapkan bisa membuat mereka memiliki motivasi lebih tinggi lagi, keyakinan kalau saya di tim ganda putri itu bisa berprestasi lebih tinggi lagi,” tandasnya seperti dikutip SportFeat dari PB Djarum.
Lebih lanjut, bekas pemain ganda putra nasional itu juga mengatakan beberapa hal yang harus diperhatikan pelapis Greysia/Apriyani agar kompetitif di kancah internasional.
Eng Hian menjelaskan setidaknya mereka harus fokus pada faktor teknis dan nonteknis.
"Kalau faktor teknis adalah faktor yang kasat mata, dan itu adalah tugas pelatih untuk meningkatkan," ungkap Eng Hian.
"Tapi kalau faktor non teknis itu, saya sebagai pelatih tidak bisa bekerja sendiri. Butuh bantuan terutama dari atletnya sendiri, nanti butuh faktor pendukung, psikolog, sport scientist.
"Tapi lebih dari 50-60 persen itu kembali lagi saya harus meningkatkan faktor non teknis pemainnya dulu,” tutup pria yang akrab disapa Didi itu.