Find Us On Social Media :

Fakta Menarik Jonatan Christie, Sang Penentu Kemenangan Indonesia di Thomas Cup 2020 itu Ternyata Nyaris Jadi Pesepak Bola

Jonatan Christie saat tampil pada babak kedua Fuzhou China Open 2019 yang dihelat di Haixia Olympic Sports Center, Fuzhou, China, Kamis (7/11/2019)

SportFEAT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie, ternyata nyaris jadi pesepak bola saat usianya masih muda.

Pebulu tangkis tunggal putra Jonatan Christie menjadi penentu kemenangan Indonesia di final Thomas Cup 2020.

Jonatan yang turun di partai ketiga menghadapi China tampil memukau di partai puncak turnamen bulu tangkis beregu putra terbesar sejagat tersebut.

Pemain ranking tujuh dunia tersebut menang usai melalui pertarungan ketat tiga set, 21-14, 18-21 dan 21-16.

 Baca Juga: Begini Kata Pemain Ranking 27 Dunia soal Kekalahan dari Anthony Ginting di Final Thomas Cup 2020

Keberhasilan Jonatan Christie menjadi penentu kemenangan Indonesia di final Thomas Cup 2020 ternyata membuat pemain 24 tahun itu menjadi sorotan.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah masa kecil sang pemain.

Ayah Jonatan Christie, Andreas Adi Siswa, pun membeberkan sebuah fakta mengejutkan.

Sebelum menggeluti dunia bulu tangkis seperti saat ini, Jonatan Christie ternyata nyaris menggeluti olahraga lain yakni sepak bola.

"Iya sebenarnya dulu Jonatan kecil, itu ambilnya sepak bola," ungkap Adi, seperti dikutip SportFeat dari Wartakota.

"Dulu ada namanya Almarhum bung Ronny Pattinasarani dia kan klub ASIOP Senayan, saya pernah bawa Jonatan pas kecil ke situ.

"Dilihat nih sama almarhum anak kamu energik, boleh nih nanti ajak bawa ke sini. Jonatan senang dia mau," tambah Andreas Adi Siswa.

Baca Juga: Demi Satu Tujuan Ini, Sang Ayah Ultimatum Jonatan Christie untuk Tak Pikirkan Nikah

Fakta menarik soal nyaris bergabungnya Jonatan ke ASIOP ternyata tak terlepas dari orang tuanya.

Sang ayah, Andreas Adi Siswa ternyata ingin mewujudkan cita-citanya sebagai pesepak bola yang gagal karena tak mendapat restu orang tua.

"Harusnya saya bisa continue latihan bola, masuk sekolah bola. Orang tua nggak dukung, jadi di situ rasa kegagalan saya," kenang Adi.

"Pada waktu itu orang tua saya berfikir bahwa atlet tidak menjamin dalam kehidupan, jadi saya benar-benar tidak boleh jadi atlet.

"Di situlah rasa kekecewaan saya, saya merasa gagal. Setelah saya berkeluarga, ketika saya punya anak saya jadikan atlet. Itu yang memang menjadi harapan saya," tandas Adi.

Meski telah diarahkan ke dunia si kulit bundar, Jojo-sapaan akrab Jonatan rupanya belum pernah bergabung ke klub sepak bola.

"Belum gabung (ASIOP), baru main saja, lihat-lihat. Pada waktu itu saya sempat ngobrol dengan Bung Ronny, boleh nanti ajak kira-kira umur kelas 2-3 SD," terang Adi.

"Kalau masih kecil gini susah. Tapi ternyata dalam perjalanan bisa lari ke bulu tangkis," tutupnya.