SportFEAT.COM - Pembalap Repsol Honda Pol Espargaro, menceritakan pengalaman menyakitkan saat dirinya dikecewakan Yamaha.
Pol Espargaro merupakan salah satu pembalap kelas premier paling awet sejauh ini.
Rider Repsol Honda tersebut diketahui telah mentas di MotoGP sejak tujuh tahun lalu tepatnya pada musim 2014.
Tim pertama yang diperkuat Pol Espargaro adalah Yamaha Tech 3.
Namun siapa sangka, ada fakta menarik saat adik kandung Aleix Espargaro tersebut membela Yamaha tujuh tahun silam.
Pol Espargaro pun menceritakan momen saat dirinya membela tim berlogo garpu tala tersebut kepada podcast MotoGP, The Last on The Brakes.
Rider 30 tahun itu ternyata sempat dijanjikan satu tempat di kursi tim pabrikan.
Rencananya, Pol Espargaro didapuk sebagai pengganti Valentino Rossi yang tampil kurang memuaskan.
Ia bahkan telah menolak tawaran dari Suzuki yang kebetulan juga sempat menginginkan jasa sang rider Spanyol tersebut.
Di musim debut mentas di MotoGP 2014, Pol Espargaro sukses menembus posisi lima besar klasemen akhir.
Baca Juga: MotoGP Valencia 2021 - Meski Rossi Pensiun, Bendera Ikonik 46 Pasti Tetap Berkibar
"Saya tidak tahu apakah pernah membicarakan ini sebelumnya. Pada tahun pertama bersama Yamaha, saya mengakhiri musim di posisi keenam, dan sangat dekat dengan Dovizioso yang ada di posisi kelima,” tutur Pol.
“Itu merupakan langkah awal Suzuki kembali ke MotoGP dan saya mendapatkan tawaran dari mereka. Pada saat yang sama, saya mendapatkan janji manis dari Yamaha, saya disebut akan menggantikan Valentino Rossi yang segera pensiun.
“Mereka mengatakan saya harus bersabar, karena saya bisa mendapatkan kesempatan untuk memperkuat tim pabrikan," timpalnya, dikutip SportFeat dari Motorsport.
Apesnya performa apik di musim perdana gagal berlanjut di tahun kedua dan ketiga membela Yamaha Tech 3.
Hal tersebut ternyata tak cukup meyakinkan petinggi Yamaha hingga akhirnya ia berpikir ulang karena tak juga dipromosikan ke tim utama.
"Musim kedua bersama Yamaha tak berjalan bagus. Saya memiliki masalah dan harus menjalani operasi pada pertengahan musim," kata Espargaro.
“Jelas, itu bukan tahun yang bagus, dan pada saat itu, saya melihat Suzuki mendapatkan hasil yang sangat bagus. Mereka mulai melaju sangat cepat.
“Saat itu saya langsung menyadari telah membuat kesalahan. Menjadi pembalap tim pabrikan penting untuk belajar dan tumbuh sebagai pembalap, itu mengajarkan Anda banyak hal.
“Jadi, saya mengatakan kepada diri sendiri jika ada pabrikan lain yang memberikan penawaran kepada saya di MotoGP, maka saya harus mengambilnya.” tandas Pol Espargaro.
Baca Juga: MotoGP Valencia 2021 - Marc Marquez Sempat Linglung hingga Kesal Lewatkan Akhir Musim
Rekan setim Marc Marquez itu akhirnya memutuskan hengkang dari pabrikan Iwata dan menerima tawaran KTM sebagai pembalap pabrikan.
"Lalu saya melihat proyek KTM. Berbeda dengan Suzuki yang sebelumnya pernah mengikuti MotoGP, tapi KTM benar-benar baru di sini,” kenang pembalap 30 asal Catalunya tersebut.
“Tapi, saya mengatakan kepada diri sendiri jika saya menolak penawaran ini dan di masa depan mereka mulai menang atau mencapai hasul bagus, maka saya akan bunuh diri.
“Akhirnya kesepakatan itu terjadi, kami mulai mendapatkan podium dan pole position. Saya pikir itu menjadi salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya, meski saya sangat kesulitan," pungkas dia.