SportFEAT.com – Beberapa hal ini membuat Danilo Petrucci merasa senang karena meskipun harus pamit meninggalkan MotoGP.
Seri MotoGP Valencia 2021 memang menjadi momen perpisahan bagi pembalap kawakan, Valentino Rossi.
Selain Rossi, terdapat satu pembalap senior lain yang ikut pamitan yakni Danilo Petrucci.
Sedikit berbeda dengan The Doctor yang pensiun, Petrucci harus meninggalkan ajang MotoGP karena jasanya sudah tak dibutuhkan oleh timnya KTM Tech 3 pada musim 2022 mendatang.
Baca Juga: Gelar Juara di MotoGP Valencia 2021 Bentuk Balas Budi Pecco Bagnaia untuk Valentino Rossi
Meskipun meninggalkan MotoGP, pembalap berjulukan Petrux itu merasa senang.
Petrucci merasa senang bukan karena masa depannya sudah terjamin karena bakal mentas di ajang Reli Dakar bersama KTM.
Namun, pembalap berusia 31 tahun tersebut merasa senang mampu mewujudkan mimpinya mentas di kelas MotoGP.
Pasalnya, Petrucci merupakan pembalap istimewa karena tak memulai kariernya di kelas Moto3 maupun Moto2 seperti pembalap lain.
Ia meniti kariernya di European Superstock 600 Championship (2007) dan naik kelas ke Superstock 1000 Cup (2010) sebelum akhirnya mentas di MotoGP bersama tim Ioda Racing pada 2012 silam.
Baca Juga: Hapus Rasa Sakit Hati, Honda Tulus Ucapkan Salam Perpisahan ke Valentino Rossi
“Membalap di MotoGP telah menjadi mimpi dan pada saat yang sama merupakan motivasi terbesar saya,” kata Danilo Petrucci dilansir SportFEAT.com dari Motosan.es.
“Saya tidak pernah berhenti percaya pada diri saya sendiri terlepas dari semua kesulitan yang harus saya hadapi.”
“Saya pergi dari MotoGP dengan senang, karena saya sudah bisa meraih kemenangan di sini. Saya pikir ini adalah pesan yang baik untuk mengatakan bahwa siapa pun, dengan komitmen, tekad, dan kerja keras, dapat menang di MotoGP,” lanjut Petrucci.
Di sisi lain, Danilo Petrucci tak memiliki penyesalan apapun saat meninggalkan MotoGP.
Ia merasa senang mampu merebut delapan podium dan dua kemenangan dalam 10 tahun kariernya di kelas Grand Prix.
“Saya tidak menyesali apa pun. Sekarang akan mudah untuk melihat ke belakang dan mengubah beberapa hal,” jelas Petrucci.
“Saya memikirkan kemenangan yang lolos dari saya di Sachsenring dan Assen, atau pada tahun 2009, ketika saya menjadi pembalap kedua meskipun saya jelas yang tercepat,” lanjut Petrux.
Kendati tak mampu meraih gelar juara dunia, Danilo Petrucci tetap merasa bangga pada pencapaiannya di MotoGP.
Terlebih dengan postur tubuhnya yang memiliki tinggi diatas rata-rata, ia mampu bersaing bahkan meraih podium kemenangan di MotoGP.
“Tetapi semua kesulitan ini telah membuat saya tumbuh, berkembang, dan belajar,” ungkap Danilo Petrucci.
“Saya senang dengan apa yang telah saya lakukan dan apa yang telah mereka berikan kepada saya,” lanjut Petrucci.
“Saya tidak berpikir saya pernah melihat seorang pembalap seukuran saya balapan di MotoGP dan menang pada saat yang sama,” tukasnya.