Dalam kacamata pengamat MotoGP, Carlo Pernat, kegagalan Rossi meraih gelar juara dunia ke-10 sebenarnya memang karena sikapnya sendiri yang saat itu terbawa suasana hingga perang psikologis dengan Marquez.
"Rossi adalah seseorang yang jika dia menemukan hal yang tidak dia sukai, dia bisa tinggal di sana untuk sementara, tetapi ketika sudah muak dia akan menutup pintu selamanya," ucap Carlo Pernat dikutip SportFEAT dari Motosan.es.
"Terkadang dia membuat keputusan berdasarkan suasana hati saat itu," kata Pernat lagi.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2021 - Kento Momota Pamit, Persaingan Grup A Batal Panas
Puncak ketegangan retaknya hubungan Rossi dengan Marquez terjadi di MotoGP Malaysia 2015. Tentu insiden Sepang Clash 2015 masih jadi topik panas yang dibicarakan hingga saat ini.
Bahkan sebelum itu, dalam sesi konferensi pers MotoGP Malaysia 2015, percikan api semakin panas usai Rossi mengucapkan bahwa Marquez sengaja mencegahnya meraih gelar ke-10 maka kemudian membantu Lorenzo.
Padahal, keduanya saat itu duduk di meja yang sama dalam konferensi pers tersebut.
"Saya pikir targetnya bukan hanya untuk menang balapan, tapi juga membantu Lorenzo agar melaju jauh sekaligus mencoba memangkas poin yang bisa saya dapat. Saya rasa sejak di Phillip Island kemarin, Jorge Lorenzo sudah punya pendukung baru, dia adalah Marc!" kata Rossi, 2015 silam.