Rekan setim Maverick Vinales itu justru cuma berharap bisa mengakhiri Kejuaraan Dunia musim ini di posisi lima besar.
"Saya memilih berakhir di lima teratas. Tentu saja, memenangi sebuah GP dan berada di puncak jadi sebuah impian,” kata Aleix, dikutip SportFeat dari Speedweek.
Untuk merealisasikan keinginannya tersebut juga bisa dibilang sulit.
Bagaimana tidak, kompetitor lain seperti Yamaha, Honda, dan Ducati masih berada jauh di depan Aprilia.
Oleh sebab itu, Aleix Espargaro meminta pabrikan asal Noale tersebut untuk terus melakikan evaluasi khususnya di bidang tenaga.
Baca Juga: Begini Siasat Rekan Setim Marc Marquez demi Jinakkan Keganasan Motor Honda di MotoGP 2022
“Jika Anda menganalisis semuanya secara tepat, Anda dapat melihat bahwa sangat sulit menuntaskan peringkat kelima di MotoGP. Itu menjadi pertarungan yang sengit,” katanya.
“Itu sensasinya seperti memenangi gelar juara dunia. Itu tidak mustahil juga. Saya hanya perlu tenaga lebih banyak lagi untuk mengambil risiko lebih sedikit."
Terlepas dari itu, rider 32 tahun tersebut memilih untuk bersepeda ketimbang berlatih motocross jelang perlombaan MotoGP 2022 mendatang.
"Saya mulai mengendarai sepeda secara serius enam tahun lalu. Awalnya, saya naik sepeda agar lebih bugar untuk MotoGP. Tapi kemudian, saya menjadi jauh lebih profesional dan sekarang, itu seperti sebuah pekerjaan," ujar Aleix.
“Saya berlatih sepeda setiap hari. Saya punya ahli gizi dan pelatih. Saya menjalani hidup layaknya pebalap sepeda profesional. Saya berlatih seperti itu juga, tapi sayangnya, saya tidak sekencang mereka."
Aleix Espargaro tak menampik bahwa bersepeda telah banyak membantunya terutama untuk peningkatan fisik.
“Saya lihat beberapa tahun terakhir, itu sangat membantu untuk MotoGP karena bobot membuat perbedaan besar. Contohnya, selisih berat terhadap Lorenzo Savadori 10 kg," ujar Aleix.
"Itu kurang lebih sepersepuluh ketika mengebut. Jika Anda punya empat zona akselerasi di trek balapan normal, maka Anda unggul 0,4 detik.”