Find Us On Social Media :

Begini Cerita Imam Tohari, Pelatih asal Indonesia Sang Penemu Bakat Kento Momota

Pelatih tunggal putra PB Djarum, Imam Tohari.

SportFEAT.COM - Pelatih asal Indonesia Imam Tohari, menceritakan pengalaman saat berkarier di Jepang hingga menemukan bakat Kento Momota.

Kento Momota merupakan salah satu pebulu tangkis tunggal putra terbaik di dunia.

Momota diketahui telah memenangi banyak gelar bergengsi selama terjun di dunia tepok bulu.

Ia juga pernah memuncaki daftar pemain tunggal putra terbaik dunia selama kurang lebih dua tahun.

Baca Juga: Hendry Saputra Tinggalkan Jabatan Pelatih Tunggal Putra Pelatnas PBSI, Siapa Pengganti Mentor Ginting dan Jojo?

Di balik performa apik pebulu tangkis 26 tahun itu ternyata ada peran orang Indonesia.

Sosok yang dimaksud adalah pelatih asal Tanah Air bernama Imam Tohari.

Imam Tohari merupakan sosok yang menemukan bakat Kento Momota.

Perjalanan Imam Tohari selama melatih di Jepang bisa dikatakan sangat panjang.

Imam memulai kariernya sebagai pelatih pada 2002 dan berada di Negeri Sakura selama sedekade.

Dalam rentang waktu tersebut, pria yang kini melatih PB Djarum itu telah banyak memoles atlet muda Jepang termasuk Kento Momota.

Meski bisa dibilang sukses melatih di Jepang, Imam Tohari rupanya sempat mengalami kesulitan di masa awal dirinya berkarier sana.

Kendala terbesar yang dialami Imam Tohari saat itu adalah soal bahasa.

Baca Juga: Raja Bulu Tangkis Malaysia Sadar Terancam Disanksi usai Tinggalkan Pelatnas BAM

Untuk itu, ia pun aktif belajar secara otodidak alias mandiri.

Selain itu, Imam juga banyak menonton televisi dan terjun langsung ke masyarakat lokal yang ada di sana.

“Pertama ke Jepang belum bisa bahasanya sama sekali, jadi belajar sendiri. Dulu belum banyak aplikasi belajar seperti sekarang," kata Imam.

"Belajarnya dari nonton TV, terus mendengarkan orang Jepang ngomong.

"Mau nggak mau kita dipaksa dengan keadaan yang menuntut kita harus bisa ngomong bahasa Jepang," lanjutnya dikutip SportFeat dari laman PB Djarum.

"Karena itu, jadi kita ada kemauan untuk belajar,” tandas Imam Tohari.

Lebih jauh, Imam Tohari menjelaskan bahwa sebagian besar atlet Jepang memang kurang paham dengan bahasa Inggris.

Akan tetapi, mereka selalu berusaha untuk memahaminya.

Hal inilah yang membuatnya harus lebih aktif dalam berkomunikasi dengan bahasa Jepang.

Baca Juga: Lee Zii Jia Terancam Sanksi usai Putuskan Ingin Keluar Pelatnas BAM, Ini Sebabnya

"Intinya semua atlet pengen dan ada kemauan untuk belajar bahasa Inggris," ujar Imam Tohari.

"Tapi kalau untuk disuruh ngomong memang agak susah. Jadi kita yang harus lebih aktif,” tandas Imam Tohari.