Baca Juga: Danny Bawa Chrisnanta, Pebulu Tangkis Kelahiran Salatiga yang Kini Perkuat Singapura
Sebelum mendirikan platform digital ini, Peter Gade sebenarnya telah banyak berkontribusi di dunia tepok bulu.
Mantan rival Taufik Hidayat itu sebelumnya mendirikan sebuah akademi bulu tangkis di Copenhagen yang ia namai Yonex Peter Gade Academy.
"Saya telah melatih pemain yang berbeda dari negara yang berbeda di akademi saya," ujar Peter Gade.
"Saya ingin menyampaikan pengetahuan saya, pengalaman saya, gairah saya dan cinta saya untuk permainan kepada penonton online."
Keputusan Peter Gade membuka platform tersebut berkaitan dengan pandemi covid-19 yang masih menjadi ancaman.
Pembatasan perjalanan dan kerumunan membuat pelatihan yang Peter Gade lakukan tak berjalan maksimal.
Oleh karena itu, mantan raja bulu tangkis dunia tersebut memilih cara baru untuk tetap berkontribusi terhadap olahraga yang telah membesarkan namanya.
Baca Juga: Marcus/Kevin Absen di German Open 2022, Herry IP Ungkap Minions Langsung Fokus ke Turnamen Ini
"Salah satu tujuan pribadi saya dengan proyek ini adalah untuk dapat terhubung langsung dengan pemain, pelatih, dan penggemar bulu tangkis di seluruh dunia," tutur Gade.
"Terlepas dari perbedaan budaya, tingkat keterampilan, dan zona waktu, platform ini untuk semua orang yang menyukai olahraga."
Sepanjang kariernya, Peter Gade dikenal sebagai salah satu pebulu tangkis terbaik dunia.
Peter Gade merupakan anggota Big Four yang terdiri dari Taufik Hidayat, Lee Chong Wei dan Lin Dan, dimana keempat pemain tersebut adalah penguasa saat itu.
Baca Juga: Daftar Pemain Indonesia di German Open 2022, Duet Anyar Apriyani/Fadia Debut
Tiga puluh tahun mengabdi, pemain kelahiran Aalborg ini telah mengoleksi 22 gelar Grand Prix dan menjadi salah satu yang tersukses di dunia bulu tangkis.
Dia berhenti dari bulu tangkis profesional pada tahun 2012 sebelum berubah menjadi mentor yang hebat bagi banyak pemain bulutangkis pemula.