Find Us On Social Media :

Swiss Open 2022 - Praveen/Melati Bermain Terlalu Defensif hingga Tumbang di Tangan Junior Sendiri

Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, saat menjalani laga perempat final All England Open 2020.

SportFEAT.com - Debby Susanto menyebut Praveen/Melati kalah di Swiss Open 2022 karena terlalu bermain defensif dengan junior mereka.

Kurang berani dan kurang nekat, mungkin menjadi gambaran umum dalam performa Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada babak pertama Swiss Open 2022.

Praveen/Melati telah tersingkir dari Swiss Open 2022.

Pasangan unggulan kedua itu langsung angkat koper di babak pertama laias 32 besar dari tangan junior mereka sendiri, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso.

Baca Juga: Swiss Open 2022 - Belum Juga Tanding, Indonesia Sudah Segel 2 Tiket Babak 16 Besar

Bermain di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, Praveen/Melati tunduk dengan kekalahan dua gim langsung, 13-21, 26-28.

Kekalahan Praveen/Melati jelas mengundang perhatian publik.

Terutama para penggemar bulu tangkis Indonesia.

Pasalnya, Praveen/Melati jadi satu-satunya unggulan yang langsung tersisih di hari perdana Swiss Open 2022.

Baca Juga: Swiss Open 2022 - China Dipastikan Pulang Tanpa Gelar, Ternyata Ini Biang Keroknya!

Padahal, penampilan pasangan yang dijuluki PraMel itu menjadi salah satu yang ditunggu di Swiss Open 2022.

Kekalahan sang jawara All England 2020 itu pun langsung terdengar ke telingan salah satu mantan ganda campuran Indonesia, Debby Susanto.

Debby yang juga mantan partner Praveen Jordan, sedikit mengulas permainan Praveen/Melati di Swiss Open 2022.

Baca Juga: Rekap Swiss Open 2022 - Termasuk Praveen/Melati, 3 Wakil Indonesia Angkat Koper Lebih Cepat

Menurut juara All England 2016 itu, Praveen/Melati bermain terlalu defensif.

Sementara Adnan/Mychelle lebih berani dan terus dalam posisi menyerang.

"Menurut saya, Adnan/Mychelle bermain sangat baik dan berani, makanya Praveen/Melati cukup kesulitan," demikian ungkap Debby melalui story tanya jawab Instagramnya.

"Di lini depan, Mychelle sangat berani adu net dan selalu paksa bola turun."

"Dan Adnan dengan sigap terus menyerang, sehingga posisi mereka selalu depan belakang alias posisi selalu menyerang (di ganda campuran)," imbuhnya.

Baca Juga: Terkuak! Ternyata Ini Rahasia Fabio Quartararo Ngegas di Trek Basah Sirkuit Mandalika

"Itulah yang kemarin membuat Praveen/Melati cukup kesulitan, karena jarang sekali di posisi full menyerang dan kebanyakan posisi bertahan."

"Yang mana itu bukan posisi favorti mereka, sehingga lebih banyak membuat kesalahan saat posisi bertahan," tulis Debby lagi.

Swiss Open 2022 mengakhiri petualangan Praveen/Melati di rangkaian turnamen Eropa awal tahun ini.

Swiss Open 2022 adalah turnamen kedua mereka sebagai pemain non-pelatnas, setelah sebelumnya tampil di All England Open 2022 pekan lalu.

Di sisi lain, Adnan/Mychelle menjelaskan bahwa komunikasi mereka di akhir gim kedua menjadi kunci kemenangan.

Sebab Adnan/Mychelle sempat tertinggal game point lebih dulu dan nyaris dipaksa main rubber game.

"Kami sempat tegang juga di poin-poin kritis, beruntung bisa tahan dan membalikkan keadaan. Kami mencoba fokus dan saling memberi semangat partner kalau bikin salah," ujar Adnan.

Selain Adnan/Mychelle, Indonesia meloloskan satu wakil ganda campuran lagi pada babak kedua Swiss Open 2022, yakni Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.