Find Us On Social Media :

Bos Honda Makin Ngamuk, Kali Ini Tersinggung dengan Pernyataan Menohok Michelin

Manajer tim Repsol Honda, Alberto Puig.

SportFEAT.com - Alberto Puig geram usai bos Michelin, Piero Taramasso sebut Honda tidak cepat beradaptasi dengan ban baru saat MotoGP Indonesia 2022.

Perseteruan Alberto Puig dengan pemasok ban MotoGP, Michelin belum usai hingga saat ini.

Sebelumnya Manajer Honda itu menyebut penggantian jenis lapisan ban yang Michelin bawa ke Sirkuit Mandalika menjadi penyebab jatuhnya Marc Marquez dan kurangnya performa Pol Espargaro.

Menanggapi hal itu, Piero Taramasso balik menuding jika Honda tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Michelin atas performa buruk yang mereka tampilkan di MotoGP Indonesia 2022.

Pihak Michelin bahkan menyebut Honda sebagai tim yang kurang cepat beradaptasi.

Baca Juga: Jadwal MotoGP Argentina 2022 - Siap-siap Sahur Sambil Ditemani Aksi Fabio Quartararo Cs

Mendengar ocehan Piero Taramasso itu, membuat Alberto Puig semakin geram.

Bagi Puig, seharusnya Piero Taramasso tidak perlu menyeret dan menyinggung nama Honda untuk mendukung argumennya.

"Dalam laporan pasca-balapan terakhir saya, saya hanya menyebutkan bahwa kami harus mendiskusikan situasinya dengan Michelin, itu saja," ungkap Puig dilansir Sportfeat dari Motosan.es.

"Dan kita sudah melihat bagaimana reaksi Pak Taramasso ketika media bertanya kepadanya, itu tidak perlu sama sekali."

Baca Juga: Alasan Flandy Limpele Tolak Malaysia dan Lebih Pilih Pulang ke PBSI: Demi Ganda Campuran Indonesia

Puig menepis segala tuduhan jika Honda tidak beradaptasi dengan cepat.

Ia merasa Michelin tidka seharusnya meremehkan Honda yang sudah melalang buana di kancah MotoGP.

"Agak aneh ketika dia mengatakan, dengan cara yang sopan tentu saja, bahwa Honda tidak tahu bagaimana cara beradaptasi."

Puig juga membandingkan jika Honda bukanlah tim baru yang belum pernah mengalami banyak perubahan teknis, peraturan, ban, ukuran mesin, kelas dll.

Baca Juga: Kabar Buruk! Marc Marquez Terancam Pensiun Dini Gara-gara Cedera Kambuhan Ini

"Sejak dimulainya MotoGP, pada tahun 1966, dan kami telah menjadi pabrikan terlama dan tersukses dalam sejarah grand prix, dengan 25 gelar konstruktor dan 21 pembalap di kelas utama, apakah ini berarti kita tidak tahu bagaimana beradaptasi?" ujar Puig geram.

"Ini pertama kalinya saya mendengar sesuatu seperti itu," kata pria berusia 55 tahun itu.

Baca Juga: Flandy Limpele Dikenal sebagai Pelatih Disiplin, Tugas Besar Siap Menanti usai Gabung ke PBSI

Sebelumnya, pihak Michelin berujar jika penggantian jenis ban atas dasar data selama tes pramusim di Sirkuit Mandalika.

Taramasso juga menegaskan jika mengganti jenis ban di MotoGP Indonesia 2022 sudah pilihan yang tepat.

Taramasso tak segan menyerang pendapat orang-orang yang mengkritik keputusannya mengganti jenis ban.

Baca Juga: MotoGP Argentina 2022 - Berkat Balapan di Indonesia, Maverick Vinales Yakin Pecah Kebuntuan di Sirkuit Kekuasan Yamaha dan Honda

"Di MotoGP ini, pabrikan berbicara dengan pabrikan, pembalap berbicara dengan penyelenggara. IRTA berbicara dengan tim dan sering kali kami tidak sepakat dalam banyak hal," kata Puig.

"Tetapi, masih selalu dalam batas diskusi dan perdebatan yang membuat kami berkembang dan menemukan solusi yang baik yang memungkinkan kami untuk maju demi kepentingan semua pihak dan olahraga."

"Sedangkan Tuan Taramasso (bos Michelin) menjadi hipersensitif setiap kali seseorang berbicara langsung tentang bannya tanpa mau mengakui kesalahan apa pun dari pihaknya."

"Itu dari sudut pandang saya, salah dan terlalu radikal. Kita semua bisa membuat kesalahan, dia juga" pungkasnya.

Baca Juga: Alasan Valentino Rossi Sudah Tidak Mau Memegang Motor MotoGP Lagi