Find Us On Social Media :

Legenda MotoGP Peringatkan Marc Marquez Harus Tahu Batas Risiko: Jika Tidak, Karier Tamat

Marc Marquez resmi absen di MotoGP Argentina 2022

Baca Juga: MotoGP Argentina 2022 - Francesco Bagnaia Terancam Tekanan Tinggi dari Ducati

"Sering kecelakaan, tapi empat kecelakaan di akhir pekan (MotoGP Indonesia 2022) lalu itu terlalu banyak," ucap Giacomo Agostini dikutip Sportfeat dari Tuttomotoriweb.it.

"Saya sudah lihat statistiknya, dia satu tahun bisa kecelakaan sampai 27 kali."

"Tahun lalu malah 22 kali. Ada banyak," kata juara dunia MotoGP 8 kali itu.

Baca Juga: MotoGP Argentina 2022 - Meski Ducati Terpuruk, Fabio Quartararo Justru Antisipasi Kebangkitan Francesco Bagnaia

Perdebatan di balik penyebab seringnya Marquez mengalami kecelakaan baru-baru ini semakin dikaitkan dengan karakteristik motor Honda, RC213V.

Juara dunia 5 kali yang juga mantan rekan setim Marquez, Jorge Lorenzo belakangan menyebut bahwa motor Honda memiliki risiko tinggi mengalami highside.

Hampir semua pembalap Honda pasti pernah merasakannya.

Baca Juga: Lihat Insiden Kecelakaan Marc Marquez, Jorge Lorenzo Tambah Yakin Motor Honda Paling Berbahaya di MotoGP

Namun begitu, dari kacamata Giacomo Agostini, pandangannya lebih kepada bagaimana manajemen pembalap itu sendiri.

Dalam hal ini adalah Marc Marquez, yang memang telah dikenal sebagai pembalap agresif dan berani mengambil risiko tinggi.

Giacomo Agostini lantas memperingatkan Marquez bahwa pengambilan risiko itu tetap ada batasnya.

Baca Juga: MotoGP Argentina 2022 - Lupakan Tragedi Sirkuit Mandalika, Andrea Dovizioso Usung Misi Bangkit!

Dan Marquez seharusnya sudah tahu di mana letak batas risiko itu setelah berulang kali kecelakaan.

Marquez juga diharapkan benar-benar mampu mengatur dirinya saat balapan jika masih ingin meneruskan karier di MotoGP.

Baca Juga: MotoGP Argentina 2022 - Marc Marquez Absen, Sosok Ini Resmi Jadi Penggantinya!

"Dia harus mengerti bahwa di luar batas tertentu, dia bisa jatuh ke tanah," ucap Agostini.

"Saya sarankan dia agar memulai semua dari awal, tetapi dengan lebih memperhatikan batas."

"Jika dia tidak bisa, jangan harap (bisa bangkit)," pungkas Agostini.