SportFEAT.com – Peraih gelar rookie terbaik musim lalu, Jorge Martin mencoba meniru gaya balap Marc Marquez yang selalu sukses di COTA.
Menyandang rookie terbaik 2021 tak membuat pembalap tim Pramac Racing Ducati, Jorge Martin tertekan.
Di tengah pembalap tim pabrikan Ducati yang belum menunjkan performa yang gemilang, Jorge Martin malah tampil memukau di MotoGP Argentian 2022.
Ia berhasil membuntuti Aleix Espargaro untuk menempati posisi kedua di akhir balapan.
Jelang MotoGP Americas 2022 aksinya kembali ditunggu pecinta MotoGP.
Kehadiran Marc Marquez yang sudah dipastikan bakal ikut balapan di COTA memiliki arti tersendiri bagi Jorge Martin.
Martin bahkan menyebut jika The Baby Alien adalah rajanya sirkuit COTA.
Julukan itu tak berlebihan mengingat Marc Marquez telah memenangi 7 balapan sejak musim 2013.
“Marc adalah Raja COTA, saya mencoba mengikutinya, karena sebelumnya saya sudah pergi agak lama dan kemudian saya melihatnya tiba,” tutur Martin dikutip Sporfeat dari laman Motosan.es.
“Saya telah mencoba mengikutinya untuk sementara waktu dan melihat cara dialognya, yang selalu membantu saya.”
Baca Juga: 2 Pembalap Dirumorkan Merapat ke Repsol Honda, Begini Reaksi Pol Espargaro
“Saya sudah mempelajari dialognya selama minggu ini, tapi sekarang saya bisa melihat yang benar-benar bagus,” imbuh Martin.
“Saya telah menonton video di MotoGP.com, beberapa di dalamnya mencoba memahami bagaimana menjadi cepat di sini.”
“Saat ini kami tidak berada di puncak, tetapi kami dekat pada tingkat kecepatan balapan. Itu berguna bagi saya,” pungkas Martin.
Pada sesi latihan bebas yang digelar dini hari tadi waktu Indonesia, Jorge Martin hanya berada di posisi kesepuluh.
Pembalap asal Spanyol itu diketahui menjadi satu-satunya pembalap yang tidak mengendarai kompon lunak, membatasi pelatihan untuk memahami sensasi di Ducatinya.
Baca Juga: Lee Chong Wei Pastikan Tidak Akan Jadi Pelatih, Ternyata Ini Alasannya
Bahkan selama sesi latihan bebas kemarin, Jorge Martin diketahui sudah tidak lagi menggunakan perangkat ketinggian depan.
“Saya sudah tidak menggunakannya lagi (perangkat ketinggian depan). Kami sudah membuangnya di Indonesia dan kami tidak akan menggunakannya lagi.”