Find Us On Social Media :

SEA Games 2022 - Legenda Bulu Tangkis Indonesia Bongkar Penyebab Sektor Putri Minim Prestasi

Gregoria Mariska Tunjung saat melakoni babak pertama French Open 2019 di Paris Coubertin Stadium, Rabu (23/10/2019).

SportFEAT.COM - Legenda bulu tangkis Indonesia Susy Susanti, membeberkan penyebab sektor putri Tanah Air minim prestasi.

Tim bulu tangkis Indonesia dipastikan bakal ikut bertanding pada SEA Games 2021, pada 12-23 Mei mendatang di Hanoi, Vietnam.

Pada kesempatan kali ini, Indonesia berkekuatan 20 pemain untuk sektor putra dan putri.

Induk bulu tangkis Indonesia (PBSI) sudah menargetkan membawa pulang tiga medali emas.

 Baca Juga: MotoGP Portugal 2022 - Fabio Quartararo Sebut Enea Bastianini Sudah Cepat Sejak Musim Lalu, tapi...

"Ada dari beregu putra, dari tunggal putra, dan ganda putra. Ya target kalau bisa ya tidak mengecilkan di sektor lain,” ujar Kabid Binpres PBSI Rionny Mainaky.

“Jadi, sebisa mungkin bisa dapat medali lebih kenapa tidak, dapat emas lebih,”

Sementara itu, legenda bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti menilai bahwa tim putri Tanah Air harus bekerja ekstra keras.

Hal ini dilakukan mengingat persaingan dunia bulu tangkis khususnya putri ada di benua Asia.

Baca Juga: MotoGP Portugal 2022 - Fabio Quartararo Wajib Lakukan Hal Ini Jika Ingin Rebut Podium Perdana

"Memang kekuatan bulu tangkis dunia, khususnya putri, ada di Asia, sehingga persaingan sangat ketat," kata Susy, dikutip SportFeat dari laman NOC Indonesia.

"Untuk Indonesia, tentunya kita butuh kerja ekstra keras untuk minimal bisa mendapatkan medali."

Peraih delapan medali emas SEA Games di nomor tunggal putri dan beregu putri ini juga membeberkan negara yang harus diwaspadai Indonesia.

Baca Juga: Thomas Cup 2022 - Malaysia Mulai Was-was, Lee Zii Jia Tidak Sudah Terlihat di Pemusatan Latihan

"Kalau kita melihat dari ranking dan hasil pertandingan yang selama ini diikuti memang saat ini kekuatan untuk putri Asia cukup ketat," ungkap Susy.

"Selain China, Jepang, dan Korea Selatan, ada juga China Taipei, Thailand, India, dan ada beberapa pemain dari Hong Kong, Singapura, dan Malaysia."

Indonesia sendiri terakhir kali meraih medali emas untuk nomor tunggal putri adalah sembilan tahun lalu tepatnya pada SEA Games 2013 Myanmar.

Saat itu, Bellaetrix Manuputty berhasil mengalahkan wakil Thailand Busanan Ongbamrungphan (9-21, 21-13, 21-13).

Menurut Susy, ada hal yang membuat sektor putri sulit bersaing dengan negara lain.

Susy menyebut regenerasi pemain yang tak berjalan mulus menjadi biang keladi sektor tunggal putri minim prestasi.

"Pemain-pemain putri kita tidak sebanyak putra bibitnya," ujar Susy Susanti.

Baca Juga: SEA Games 2021 - Ganda Putra Ranking 24 Dunia asal Indonesia Ini Ngarep Gondol 2 Medali Emas

"Regenerasi pemain juga tidak sebaik di putra, terutama di ganda putra.

"Itulah yang membuat kenapa sampai sekarang di sektor putri sendiri, kita masih belum menunjukkan prestasi yang diharapkan."

Namun demikian, peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona itu percaya bahwa sektor putri akan segera bangkit.

Dua pemain yang menjadi sorotan Susy Susanti adalah Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.

"Gregoria Mariska masih menjadi salah satu pemain unggulan kita. Tetapi ada juga Putri KW (Kusuma Wardani) yang mulai menunjukkan prestasinya," pungkas Susy.