Pram/Yere yang secara peringkat kalah, sempat tertekan di awal-awal gim pertama.
Aaron/Wooi Yik bahkan sempat unggul 14-18 menjelang akhir gim pertama.
Sayangnya Aaron/Wooi Yik seperti kehilangan momentum saat berada di poin-poin krusial gim pertama.
“Mereka memimpin 18-14 di game pertama dan memegang kendali.”
Memasuki gim kedua, Aaron/Chia tak kunjung juga menemukan sentuhan mereka.
Di sisi lain, Pram/Yere semakin di atas angin untuk cepat mengunci gim kedua.
“Segalanya bisa sangat berbeda jika mereka memenangkan game pertama,” tutur Rexy lagi.
Baca Juga: Bos Yamaha Punya Kunci Yakinkan Fabio Quartararo Bertahan di Pabrikan Iwata
“Sangat kecewa dengan penampilan yang di tampilkan hari ini (kemarin-red),” pungkas pelatih asal Indonesia itu.
Di sisi lain, Pram/Yere juga tak memungkiri jika kemenangan di gim pertama menjadi kunci meraih kemenangan di laga final kemarin.
Ditambah Pram/Yere yang juga merasakan jika Aaron/Chia tak kunjung menemukan pola permainan yang diinginkan di gim kedua.
“Menang di gim pertama menjadi kunci kami bisa mengalahkan mereka.”
“Di gim kedua kami mencoba menekan terus karena sudah enak mainnya dan mereka sepertinyanya jadi tidak percaya diri dan goyah,” kata Pramudya dikutip dari PBSI.