Baca Juga: Martabat Ducati Justru Terselematkan Johann Zarco yang Tak Pernah Juara
Namun kombinasi notional point mereka masih bisa digunakan untuk mendaftarkan diri ke turnamen level Super 500 ke atas.
Meski begitu, Eng Hian enggan asal mendaftarkan anak-anak didiknya ke banyak turnamen jika tanpa hasil yang signifikan.
"Sekarang saya harus memperbanyak jumlah turnamen untuk pemain-pemain saya. Tapi selain memperbanyak turnamen, juga harus mengejar prestasi," ujar Eng Hian.
"Karena turnamen banyak tapi tanpa prestasi ya buat apa?" tegas Eng Hian.
Baca Juga: Rekor 40 Tahun Hancur Lebur, Honda Catatkan Hasil Terburuk di MotoGP Jerman 2022
Pelatih yang akrab dipanggil Koh Didi itu menuturkan bahwa saat ini hingga kualifikasi Olimpiade Paris 2024 dimulai, ia akan berlaku adil pada semua ganda putri pelatnas.
Terutama pada tiga pasangan teratas saat ini.
Diantaranya Apriyani/Fadia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi (84 dunia) dan Febby Valencia Dwijayanti Gani/Ribka Sugiarto (297 dunia).
Baca Juga: Yeremia Cedera, Fajar/Rian Jadi Ujung Tombak Ganda Putra Indonesia Menuju Olimpiade Paris 2024
"Saya harus memilah atlet mana yang prioritas untuk diikutkan kualifikasi. Sekarang sampai 30 April 2023 sebelum mulai kualifikasi, saya akan memberikan kesempatan persaingan yang merata."
"Karena ini bisa dibilang dari nol semua untuk ganda putri."
"Nanti pada 1 Mei 2023, saya akan memilih ada berapa pasang ganda putri yang berpotensi lolos," imbuhnya.
Baca Juga: Apa yang Membuat Maverick Vinales Menyerah Padahal Nyaris Podium di MotoGP Jerman 2022?
Tidak bisa dipungkiri, dari ketiga pasangan ganda putri di atas, Apriyani/Fadia yang mendekati standar yang diharapkan Eng Hian.
"Kami sudah memiliki standar untuk ganda putri. Di bawah Apri/Fadia, saya dorong untuk harus mencapai limit itu," pungkas Eng Hian.
Aturan ke Olimpiade untuk cabor bulu tangkis adalah setiap negara boleh mengirimkan maksimal dua wakil dengan catatan kedua wakil itu mampu berada di peringkat 8 besar kualifikasi Olimpiade.