Cai Yun membongkar perubahan cara main Lee/Wang yang setelah meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 justru lebih bersantai.
Terutama dalam mengatur strategi menyerang yang biasanya jadi senjata mematikan mereka.
Dalam pengamatan Cai Yun, karena telah memenangkan medali emas Olimpiade yang notabene puncak kesuksesan atlet, sekarang Lee/Wang lebih banyak menunggu bola daripada berusaha inisiatif menyerang.
"Setelah menjadi juara Olimpiade, performa Lee Yang/Wang Chi-Lin seperti hilang di lapangan," kata Cai Yun dikutip Sportfeat dari Sina Sports.
"Seperti ada rasa keengganan untuk memaksa lebih kuat, enggan mempercepat dan banyak menahan serangan."
"Mungkin karena mereka juara Olimpiade, mereka sedikit lebih bersantai. Tapi justru setelah menjadi juara Olimpiade, kita tidak boleh merasa di atas angin."
"Justru kita harusnya lebih melihat bagaimana jalan kita menuju kesuksesan itu," tukas Cai Yun yang meraih emas Olimpiade London 2012 bersama Fu Hai Feng itu.
Mantan ganda putra nomor satu dunia itu juga menyoroti pola main Lee/Wang yang justru lebih pelan sekarang ini.
Bahkan Cai Yun membandingkannya dengan Hendra Setiawan, yang tak lain juga pernah menjadi lawan bebuyutan Cai/Fu sekitar satu dekade lalu.
Hendra Setiawan adalah peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido.
Tetapi sampai sekarang pun, Hendra masih mampu menampilkan performa apiknya dan terus seperti harimau yang lapar gelar juara.
"Memenangi medali emas Olimpiade adalah puncak kesuksesan seorang atlet. Jadi seharusnya cara menuju kesuksesan itulah yang perlu diingat dan dipertahankan," kata Cai Yun.
"Kalau gaya bermain mereka (Lee/Wang) seperti karakteristik Hendra, maka bolehlah mereka hanya jalan satu dua langkah, kalem di lapangan namun mematikan."
"Tapi kan masalahnya, pola permainan Lee/Wang adalah pure menyerang. Mereka cepat dan menyerang. Berjalan santai bukan mode permainan mereka," kata Cai Yun.