SportFEAT.com - Tunggal putri terbaik Korea Selatan sekaligus peringkat tiga dunia, An Se-young bidik gelar peringkat satu dunia usai berhasil hentikan tren buruk melawan musuh tersulitnya.
Si Bocah Ajaib Korea Selatan yang kini telah beranjak usia 20 tahun itu sukses mencuri perhatian kala akhirnya mampu menaklukkan Chen Yu Fei di final Malaysia Masters 2022 lalu.
Kemenangan An Se-young atas tunggal putri China peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu jelas bukan kemenangan biasa baginya.
An Se-young sebelumnya telah menjadi bulan-bulanan Chen Yu Fei dengan tujuh kekalahan beruntun dari total tujuh pertemuan.
Bahkan salah satunya terjadi di final Uber Cup 2022, di mana laga itu selesai dengan kekalahan dramatis An Se-young yang sangat tipis, dalam laga selama 91 menit lamanya.
Setelah melewati momen itu, akhirnya An Se-young mampu memutus rekor buruk melawan Chen Yu Fei di Malaysia Masters 2022 dengan kemenangan yang super telak.
Ia menang dalam 38 menit saja, 21-17, 21-5, untuk meraih gelar keduanya di tahun ini, setelah Korea Open 2022.
Berkali-kali kalah dari lawan yang sama dan sempat hampir down sejak kekalahan dramatis di Uber Cup 2022 lalu, mental yang bagaimana yang mampu membuat An Se-young akhirnya mampu menaklukkan Chen Yu Fei?
Bahkan dengan skor yang sangat telak di babak final pula.
Ternyata, mental baja yang dimiliki An Se-young itu tidak lepas dari pola pikir pantang menyerah yang cukup sederhana.
Yaitu tidak meratapi hasil buruk di masa lalu, diimbangi dengan latihan lebih keras.
Dalam wawancara terbarunya bersama Korea Daily, An Se-young sejujurnya masih belum bisa melupakan kekalahan dramatisnya dari Chen Yu Fei.
Bahkan itu hampir saja mempengaruhi performanya pada final Malaysia Masters 2022.
"Di akhir gim, saya berupaya untuk tidak melihat jarak skornya. Saya hanya terus memikirkan bagaimana saya bisa mendapatkan poin demi poin ke depan," ungkap An Se-young dikutip Sportfeat dari ChinaPress.
"Intinya jika kalian mau mengalahkan pemain top, maka teruslah berlatih lebih keras dari sebelumnya ."
"Semakin kalian berlatih keras, hasilnya akan mengikuti," ucap pemain kelahiran Gwangju tersebut.
Setelah sukses pecah telur dalam rekor buruk melawan Chen Yu Fei, An Se-young pun kini mulai berani membidik peringkat satu dunia, yang saat ini duduki Akane Yamaguchi dari Jepang.
Namun, ia mengaku masih punya dendam kesumat pada tunggal putri China lainnya, He Bing Jiao.
Mirip dengan Chen, He Bing Jiao juga menjadi musuh bebuyutan An.
An Se-young masih punya rekor 0-4 dalam rekor head-to-head lawan He.
"Masih banyak lawan-lawan yang saya bahkan belum pernah menang satu kali pun meski sudah bertemu beberapa kali," ungkap An Se-young.
"Jadi saya tidak bisa bersantai sekarang."
"Yang jelas dengan adanya label musuh bebuyutan justru menjadikan saya lebih bertekad dan berhasrat untuk mengalahkannya."
"Saya juga akan berlatih jauh lebih keras," tegas An Se-young.
An Se-young, meski masih berusia 20 tahun, telah menjadi tulang punggung tunggal putri Korea Selatan dalam dua tahun terakhir.
Khususnya sepeninggal pensiunnya sang senior, Sung Ji-hyun, yang sekaligus kini telah menjadi pelatih tunggal putri Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan (BKA).
Meski masih sangat muda, berbagai gelar juara di turnamen World Tour BWF telah ia kantongi dan melesat menjadi top 5 tunggal putri dunia.