"Kemudian tentu saja, ada pertanyaan apakah dia harus meluangkan waktu dan usaha untuk itu."
"Faktanya, sumber daya di Yamaha juga terbatas. Lalu Fabio pun tidak mengeluhkan hal yang sama seperti yang dikeluhkan Dovizioso," ucap Zeelenberg.
Baca Juga: Bocor, Repsol Bertahan di Honda, Joan Mir Segera Resmi Jadi Rekan Satu Tim Marc Marquez
Andrea Dovizioso bisa saja nekat untuk bertahan dan terus menunjukkan upaya mengubah Yamaha menjadi mesin lebih baik dan mudah diadaptasi oleh semua rider.
Namun, waktu dan usahanya tampak seperti sia-sia.
Pasalnya Yamaha menuntut hasil bagus, apalagi dengan statusnya sebagai pembalap paling veteran di grid MotoGP.
"Jelas dia harus bertanya pada diri sendiri, apakah akan menginvestasikan banyak waktu dan energi di dalamnya."
"Dia terus bertanya pada dirinya sendiri sepanjang waktu, karena mereka juga merekrutnya atas pengetahuannya," tukasnya.
Baca Juga: Terkuak Fakta Mengejutkan di Balik Hengkangnya RNF Racing dari Yamaha
Menurut Wilco Zeelenberg, Andrea Dovizioso adalah sosok pembalap yang sangat serius, terutama tentang pekerjaan.
Dovizioso juga sensitif jika menemukan kerapuhan atau sisi lemah motor.
Sayangnya, jasa Dovizioso tersebut, untuk saat ini belum bisa diikuti dengan ambisi Yamaha.
"Dia pikir itu akan bisa membuat semua pembalap di Yamaha lebih cepat. Itu tujuan dia dan dia juga mampu menganalisis motor dan menunjukkan area spesifik untuk peningkatan pada M1," kata Zeelenberg.
"Namun untuk mencapai tujuan itu, tentu harus ada sarananya. Nah masalahnya, saya tidak tahu apakah Yamaha memilikinya atau apakah itu bisa dilakukan pada motor mereka saat ini," ucap Wilco Zeelenberg.