"Dengan taktik itu, ganda putra Indonesia lebih mudah membuka peluang menyerang sekaligus memanfaatkan kesalahan lawan."
"Kami (ganda putra China, red) sering bermain terlalu defensif. Aspek ini tidak cukup solid, pertahanan kami tidak stabil dan banyak melakukan kesalahan sendiri."
"Sehingga banyak poin beruntun yang hilang," imbuh Chen Qi Qiu.
Baca Juga: Jangan Lewatkan, 2 Turnamen BWF Siap Bergulir di Yogyakarta dalam 2 Minggu Beruntun
Setelah menganalisis permainan ganda putra Indonesia selama lebih dari sebulan, Chen Qi Qiu akhirnya perlahan menemukan strategi yang tepat untuk meng-counter ganda putra Indonesia.
Ini mulai terlihat ketika di Japan Open 2022, Wang Chang/Liang Wei Keng sukses 'doble kill' ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/MUhammad Rian Ardianto.
"Kami secara aktif belajar dari konsep-konsep pukulan lanjutan ganda putra Indonesia," aku Chen Qi Qiu.
"Dan kami membuat beberapa penyesuaian dalam latihan berdasarkan karakteristik pemain kami sendiri."
"Lalu berusaha untuk menerapkan situasi pertandingan selama latihan, mempraktekkannya, berlatih sungguh-sungguh dan menyesuaikan dengan gaya permainan pasangan kami sendiri," imbuh Chen.
Kemenangan Wang/Liang di Japan Open 2022 menambah motivasi skuad ganda putra China yang tengah mengalami perombakan tahun ini akibat kemerosotan prestasi mereka dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
Sebelumnya Ou Xuan Yi/Liu Yu Chen juga sudah berhasil meraih juara di Indonesia Open 2022.
"Para pemain muda kami melihat harapan, kemenangan ini meningkatkan moral mereka dan secara bertahap menetapkan arah permainan mereka," ucap Chen Qi Qiu.
"Sekarang jalan kami untuk ke depannya akan lebih jelas," tukasnya.
Baca Juga: Update Ranking BWF - Apriyani/Fadia Stagnan, 6 Ganda Putra Indonesia Sesaki 20 Besar Dunia