Find Us On Social Media :

Kalaupun Francesco Bagnaia Meraih Juara Dunia MotoGP 2022, Sang Pembalap Dinilai Tak Layak Mendapatkannya Jika..

Pembalap Ducati, Francesco Bagnaia saat memenangkan MotoGP Inggris 2022, Minggu (7/8/2022).

SportFEAT.com - Pembalap legendaris, Marco Lucchinelli mengkritik Ducati yang melakukan segala cara agar Francesco Bagnaia meraih gelar juara dunia MotoGP 2022.

Jelang MotoGP Aragon 2022, Francesco Bagnaia telah meraih empat kemenangan beruntun.

Hal itu membuat Francesco Bagnaia yang sempat tercecer di papan tengah mulai kembali ke posisi kedua klasemen.

Pembalap asal Italia itu kini masih terpaut 30 poin dari Fabio Quartararo (Yamaha) yang masih memuncaki klasemen.

Pembalap yang akrab disapa Pecco Bagnaia itu kini menjadi satu-satunya pembalap Ducati yang masih memiliki kans untuk meraih gelar juara dunia.

Baca Juga: MotoGP Aragon 2022 - Francesco Bagnaia Enggan Terbebani Perebutan Gelar Meski Berbekal Quat-trick Kemenangan

Bahkan untuk mencapai target itu, pada kesempatan sebelumnya, Ducati dikabarkan menginstruksikan pembalapnya untuk membantu Francesco Bagnaia.

Hal itu bertujuan agar Francesco Bagnaia bisa mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya di sisa enam seri MotoGP 2022.

Namun Marco Lucchinelli memberikan kritikan yang tajam jika seandainya Francesco Bagnaia benar meraih titel juara dunia MotoGP dengan cara seperti itu.

Menurutunya, kemampuan pembalap sendirilah yang harusnya bisa menghantarkan ke titel juara dunia.

Baca Juga: MotoGP Aragon 2022 - Francesco Bagnaia Enggan Terbebani Perebutan Gelar Meski Berbekal Quat-trick Kemenangan

"Tahun ini MotoGP memberi kami kejuaraan yang hebat, tetapi ada satu pikiran yang melayang-layang di kepala saya," tutur Marco Lucchinelli dikutip Sportfeat dari tuttomotriweb.it.

"Menurut saya, 'seseorang', saya tidak ingin mengatakan siapa orangnya, melakukan segala cara untuk membuat Pecco Bagnaia menang."

"Hanya adil jika seseorang yang layak mendapatkannya harus menang."

"Saya rasa tidak adil jika untuk menang, seorang pembalap harus menggunakan permainan aneh (team order) di dalam tim atau hal-hal seperti itu." 

"Saya ingin melihat mereka yang memiliki kualitas dan yang melakukannya dengan cara mereka sendiri untuk menang."

Baca Juga: Jack Miller: Juara Dunia MotoGP Hanya dari Tim Pabrikan? Itu Era Kuno

"Begitulah cara kerja dalam olahraga ini," tutur juara dunia Kelas 500 tahun 1981 itu.

Paolo Ciabatti selaku Direktur Olahraga Ducati pada kesempatan sebelumnya menampik jika timnya menginstruksikan team order kepada pembalapnya.

Namun itu bisa menjadi opsi jika dalam situasi seri-seri terakhir.

"Kami tidak suka team order, kami hanya bisa mempertimbangkannya jika dibutuhkan pada balapan terakhir," kata Paolo Ciabatt

"Kami hanya akan memperingatkan pembalap kami untuk tidak bertindak esktrem terhadap rekan setim."