Baca Juga: Sangar! Ahsan/Hendra Jadi Role Model Ganda Putra Nomor Satu Malaysia
Murid Valentino Rossi itu menilai kegagalan Quartararo membuat kelemahan motor YZR-M1 semakin terekspos.
"Untuk Quartararo, situasinya sulit karena semua tahu bahwa dia dipaksa bertarung dengan sekelompok besar pembalap Ducati yang ingin membantu Francesco Bagnaia," kata Morbidelli.
"Faktor itu menambah poin-poin kelemahan motor kami."
Rider yang akrab disapa Franky itu sendiri meraih hasil apik ketimbang Quartararo.
Morbidelli sebenarnya mengakhiri lomba di peringkat ke-12, tetapi karena hukuman track limit, posisinya turun satu setrip.
Baca Juga: Melihat Performa Marc Marquez di MotoGP Thailand 2022, Honda Punya Potensi Meraih Hasil Lebih Baik
Pembalap Italia itu lantas menjelaskan bahwa hujan membuat lintasan dingin dan berpengaruh kepada anjloknya performa ban.
"Dalam kondisi basah, sulit untuk menyebar ketika pada putaran awal Anda berada di tengah grup," tutur Morbidelli lagi.
"Untungnya, situasi lebih baik dengan kian banyak membukukan lap. Saya berhasil menerapkan ritme bagus.
"Sayangnya, selama balapan, tekanan ban depan melonjak dan performa menurun drastis. Ini merepotkan saya ketika berusaha menyerang."
Franco Morbidelli mengklaim bahwa sebenarnya ia mampu bersaing di barisan tengah karena sudah menemukan ritme.
"Sungguh disayangkan, padahal kami tidak terlalu jauh dengan para pembalap yang bertarung untuk peringkat keenam dan ketujuh," ungkap Franky.
"Dalam beberapa tahun ini, level MotoGP meningkat pesat.
“Kami berdekatan dari sisi jarak dan waktu lap lebih baik, juga dalam kondisi basah. Ini artinya memberi tekanan berlebihan pada ban saat pengereman.
"Saya yakin Michelin berupaya menyelesaikan masalah ini," tutup runner-up MotoGP 2020 tersebut.
Baca Juga: Sudah 2 Kali Tembus Final, Ganda Putra China Ini Bakal Jadi Ancaman Indonesia