Sampai-sampai, KTM pun menggelar agenda berkunjung ke markas Red Bull Racing di Milton Keynes untuk berkonsultasi dengan ahli aerodinamika milik sponsor utama mereka itu.
Red Bull Racing dikabarkan memperkerjakan sebanyak 230 ahli aerodinamika.
Baca Juga: MotoGP Australia 2022 - Situasi Fabio Quartararo Makin Terhimpit Gara-gara Ducati
Pit Beirer juga tak memungkiri bahwa tim-tim rival di MotoGP seperti Ducati dan Aprilia sangat bekerja keras di aspek aerodinamis, dan itu mulai terbayarkan di musim ini.
"Ducati dan Aprilia melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Itu dimulai ketika sayap (wing) mulai dibangun di atas motor," puji Beirer.
"Banyak orang berkata itu keren, karena mereka memiliki lebih banyak downforce, bisa berakselerasi lebih baik," imbuhnya,
Aerodinamis sempat dianggap aspek yang tak begitu penting di motor MotoGP. Namun setelah berbagai inovasi yang dilakukan Ducati, kini jelas KTM harus lebih melek demi tak tertinggal lagi di kelas premier.
Baca Juga: Swingarm Kalex Mengindikasikan Honda Tersesat dan Bingung di MotoGP
"Sekarang sudah masuk masa-masa di mana akselerasi motor sangat bergantung pada pengembangan aerodinamis," katanya.
"Aerodinamis itu tidak boleh diterpa angin dengan kecepatan 300 km/jam karena bisa justru mengganggu kecepatan tertinggi pembalap."
"Jadi di sini di MotoGP, kita bukan sekadar membangun dua atau tiga sayap di atas motor tapi ini adalah tentang pengembangan aero yang paling masif dan berkualitas tinggi," imbuhnya.
"Sekarang itu sebabnya kami membuka dimensi baru di MotoGP. Saya tidak khawatir soal bagaimana aerodinamika kami saat ini tapi yang jelas kami akan melakukan pekerjaan rumah kami dan melihat bahwa kami bisa kompetitif di musim depan," ucap Beirer.