SportFEAT.com - Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti menyebut inkonsisten performa Fabio Quartararo turut andil buat Francesco Bagnaia jadi juara dunia MotoGP 2022.
Francesco Bagnaia resmi telah mengakhiri puasa gelar pembalap Ducati yang telah berlangsung selama 15 tahun.
Pembalap asal Italia itu sebenarnya sempat terseok-seok di awal-awal musim.
Bahkan kemenangan pertamanya musim lalu baru ia raih di seri keenam di MotoGP Spanyol 2022.
Baca Juga: Sepakat dengan Rossi, Davide Brivio Mulai Cium Aroma Kemunduran Pabrikan Jepang di MotoGP
Sayangnya, Francesco Bagnaia tak mampu melanjutkan torehan positifnya usai hanya mencetak satu kemenangan dan tiga kali crash dalam empat seri selanjutnya.
Bahkan di seri MotoGP Jerman 2022, Francesco Bagnaia memiliki gap 91 poin dari Fabio Quartararo di papan klasemen.
"Pecco telah matang, dia mengakui itu sendiri, dia jelas meningkatkan konsistensinya di paruh kedua musim ini," kata Paolo Ciabatti dikutip Sportfeat dari Speedweek.
"Ia sekarang bisa melaju sangat cepat di trek mana pun tanpa keraguan."
"Kami tidak bisa memperhitungkan beberapa balapan pertama musim lalu, karena pada tahap itu GP22 bukanlah motor balap yang sempurna."
"Tapi sejak GP Jerez dan seterusnya, ia selalu berada di depan, ia selalu berjuang untuk menang setelah itu."
"Tentu, masih ada kecelakaan di Le Mans (MotoGP Prancis 2022), di Sachsenring (MotoGP Jerman 2022), misalnya."
"Di Barcelona dia benar-benar tidak beruntung, dengan awal yang lebih baik dia bisa saja unggul jauh."
"Itulah mengapa kami sudah tertinggal 66 poin di belakang Fabio Quartararo sebelum GP Silverstone."
"Itu bisa saja menjadi enam poin dengan sedikit keberuntungan."
Pertengahan musim MotoGP 2022, Francesco Bagnaia perlahan mulai mendominasi dengan menorehkan empat kemenangan beruntun.
Pembalap yang akrab disapa Pecco itu juga menambah satu kemenangan lagi di Sirkuit Motegi dan tiga tambahan podium lainnya di 10 seri terakhir.
Baca Juga: Kata Joan Mir, Fabio Quartararo Tersesat Sejak Jeda Musim Panas MotoGP 2022
Di sisi lain, performa Fabio Quartararo mulai goyah di periode yang sama.
Tercatat di 10 seri terakhir, pembalap asal Prancis itu tanpa kemenangan dan hanya mampu meraih dua kali podium.
Catatan itu bertambah buruk dengan torehan empat kali ia memperoleh 0 poin.
"Tapi kami masih percaya pada peluang gelar kami bahkan pada awal Agustus di Inggris," lanjut Ciabatti.
"Karena kami tahu Pecco adalah pembalap yang luar biasa."
"Tapi kami tahu di musim panas, jika kami melakukan pekerjaan kami dengan baik, memenangkan gelar juara sangat sulit diraih, tetapi segalanya masih mungkin terjadi."
"Tetapi pada bulan Agustus kami juga harus sangat mengandalkan Aleix Espargaró."
"Ia menunjukkan penampilan yang luar biasa, ia tampak sempurna di atas motor."
"Pada saat yang sama, kami tidak bisa mengharapkan banyak kesalahan dari Fabio, karena ia sangat konsisten pada paruh pertama musim ini."