"Mereka melakukan seperti Yamaha, harusnya perlu di moderenisasi," ucap Bernardelle.
"Diperlukan pendekatan yang lebih dinamis yang memungkinkan motor bisa dikembangkan secara detail dan ada pertukaran informasi berkelanjutan antara kantor teknis departemen balap di pabrikan dengan tim yang terlibat di MotoGP," kata Bernardelle.
Masalah pertama yang disinggung Bernardelle itu bisa dikatakan perihal komunikasi.
Masalah komunikasi memang sudah sering dikeluhkan sejumlah eks pembalap Honda, katakanlah seperti Pol Espargaro dan adik Marc Marquez, Alex Marquez.
Dua-duanya kini sudah pindah ke tim lain, Pol ke KTM dan Alex ke Gresini.
Baca Juga: Ini Alasan Rexy Mainaky Ceraikan 2 Ganda Putra Malaysia meski Ranking Bagus
Sedangkan masalah kedua adalah sikap orang-orang dalam manajemen Honda.
"Masalah kedua terkait dengan manajemn Honda (HRC), yang dalam beberapa tahun terakhir sering absen mengingat kekuatan besar sponsro Repsol dan seluruh lingkungan Spanyol."
"Orang Jepang sekali lagi harus lebih sering hadir dalam pengelolaan langsung investasi mereka, bukan hanya menggantungkan harapan pada nasib Marquez tapi juga harus punya visi jangka panjang," tegas Bernardelle.
Pria asal Italia memprediksi bahwa Honda akan butuh waktu yang tidak singkat untuk bangkit di MotoGP, mengingat level persaingan sekarang sangat tinggi.
"Di MotoGP saat ini, di atas kertas semua motor cukup kompetitif. Tapi yang membuat beda adalah set-up."
"Sekarang Honda masih tahu cara bekerja, mereka hanya perlu menyatukan semua kepingan teka-teki itu," tutupnya.