Find Us On Social Media :

Melesat usai Tumpas 2 Unggulan Ganda Putra Indonesia, Ganda Putra China Wanti-wanti Bisa Lebih Mengerikan

Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, di podium BWF World Tour Finals 2022, bersama Liu Yu Chen/Ou Xuan Yi, di Nimibutr Stadium, Bangkok, Thailand, Minggu (11/12/2022).

China, yang sebelumnya sempat absen mengirim wakil ganda putra di Kejuaraan Dunia 2022, kini perlahan menuai hasil manis setelah melakukan bongkar-pasang pemain.

Baca Juga: Ironis, Sejak Raih Emas SEA Games, Prestasi Jagoan Tunggal Putri Malaysia Ini Malah Makin Merosot

Update ranking BWF pekan ini pun memperlihatkan bahwa Liu/Ou telah melesat, menjadi ganda putra China terbaik saat ini dengan nangkring di peringkat sembilan dunia.

Padahal, hitungannya mereka baru berpasangan belum genap satu tahun. Namun hasilnya sudah cukup moncer, termasuk menjuarai Indonesia Open 2022 (Super 1000) dan Australian Open 2022 (Super 300) bulan lalu.

Mereka pun sangat mungkin menjadi ancaman serius dalam menuju Olimpiade Paris 2024.

Terlebih Liu Yu Chen sudah ada pengalaman menjadi peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 bersama Li Jun Hui sebelumnya.

Ou Xuan Yi, yang berusia lebih muda, jelas baru merasakan rasanya menikmati karier tertingginya bersama Liu Yu Chen.

Ou pun mewanti-wanti ganda putra lainnya agara berhati-hati dengan mereka, sebab ia dan Liu sangat mungkin akan memiliki performa yang jauh lebih mengerikan di tahun depan.

"Ini masih tahun pertama kami berpasangan. Kami terus bermain lebih baik dan jauh lebih baik di paruh kedua tahun ini," kata Ou.

"Meski begitu kami masih punya banyak ruang untuk melakukan perbaikan," katanya.

Baca Juga: Rekap Final BWF World Tour Finals 2022 - China Juara Umum, Indonesia dan Tuan Rumah Berbagi Rata

Selain Liu/Ou, ganda putra China masih memiliki tiga pasangan racikan baru yang mungkin akan menjadi ancaman selanjutnya.

Diantaranya Liang Wei Keng/Wang Chang (rank 20), He Ji Ting/Zhou Hao Dong (rank 24) dan Ren Xiang Yu/Tan Qiang (rank 33).

Terlepas dari itu, pencapaian China dalam melahirkan pasangan baru memang patut menjadi contoh. Bukan hanya sekadar banyak memiliki wakil, namun hanya satu atau dua wakil saja asalkan konsisten, bisa menjamin prestasi banyak itu sudah cukup. 

Apalagi, muncul di saat yang tepat, ketika kualifikasi Olimpiade Paris 2024 akan dimulai pada tahun depan.