Sementara dalam balapan, Jimenez menyontohkan ketika timnya harus satu persatu memeriksa konfigurasi setiap aspek motor.
Sedangkan Ducati, karena memiliki delapan motor, mereka bisa menerapkan dan menguji setiap hal yang diperlukan di masing-masing motor secara berbeda.
Hasilnya bisa didapat lebih cepat.
"Di dalam balapan Grand Prix, dengan delapan motor, mereka bisa menggunakan delapan konfigurasi berbeda," ujar Antonio Jimenez.
"Sedangkan kami, kalau kami punya masalah, kami masih harus menunggu."
"Mereka dengan delapan pembalap, apalagi memiliki seorang Gigi Dall'Igna bisa mengatur pengaturan ke masing-masing motor berbeda."
"Mendistribusikan pengaturan elektronik ke satu motor, kemudian pengaturan ban ke motor kedua, suspensi ke motor ketiga, konfigurasi geometri lalu ke yang lain, lalu tinggal menarik kesimpulan."
"Kalau sudah memasuki FP2, mereka sudah ada di level lain, sedangkan kami masih berkutat dengan masalah, alih-alih maju, bisa jadi kami malah mundur," imbuhnya.