Find Us On Social Media :

Sebelum Sempat ke Ducati, Valentino Rossi Nyaris Membelot ke Suzuki

Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, saat mengikuti balapan di sirkuit Brno dalam ajang MotoGP Republik Ceska 2020.

SportFEAT.com - Eks manajer Suzuki, Davide Brivio mengaku hampir saja merekrut Valentino Rossi ke timnya pada musim 2012.

Valentino Rossi menjadi komoditi laris di tiap bursa transfer pembalap MotoGP.

Tujuh gelar di kelas MotoGP sudah menjadi jaminan bagaimana kuat Valentino Rossi ketika di atas lintasan.

Selain itu, ketenarannya dianggap mampu membangkitkan nama suatu tim di MotoGP.

Baca Juga: Aprilia Beberkan Keuntungan Besar Ducati Tiap Balapan dengan Memiliki 8 Motor

Pada akhir musim 2010, ia mencoba mencari tantangan baru dengan mencoba keluar dari Yamaha.

Sayangnya saat itu, Suzuki harus merelakan Valentino Rossi pindah menuju tim Ducati.

"Kami harus memulai dari 2011, saat saya bekerja untuk Valentino," kata Davide Brivio dikutip Sportfeat dari Crash.net.

"Saya juga meninggalkan Yamaha pada akhir 2010, seperti dirinya."

"Pada akhir 2011 Suzuki (meninggalkan MotoGP), tetapi di Paddock diketahui bahwa mereka ingin mundur sejak 2010."

"Jadi pada 2011 mereka tetap balapan, hanya menurunkan satu motor untuk menghormati kontrak dengan Dorna."

"Pada pengumuman resmi pengunduran Suzuki, tertulis 'kami akan kembali', jadi di paddock diketahui bahwa kisahnya tidak akan berakhir di sini."

Baca Juga: Mengalami Penurunan Animo Penonton, MotoGP Dinilai Rindu 3 Sosok Pembalap Ini

"Tapi tentu saja, pada saat itu, saya tidak yakin bahwa saya harus bergabung dengan Suzuki."

Sayangnya karier Valentino Rossi tak selalu berbuah manis.

Dua musim di Ducati, Valentino Rossi gagal bersinar.

Karena hal itu, The Doctor langsung mencari opsi lainnya di luar Ducati.

Kebetulan, Suzuki yang baru keluar akhir musim 2011 berniat comeback di MotoGP pada musim 2014.

Bos Suzuki untuk MotoGP, Shinici Sahara saat itu ingin kembali berkompetisi dengan Valentino Rossi sebagai salah satu pembalapnya.

"Awal tahun 2012, Shinichi Sahara menghubungi saya," tutur Davide Brivio.

Baca Juga: Alex Rins Bisa Jadi Sosok Kunci untuk Mengembalikan Era Kejayaan LCR Seperti di Masa Lalu

"Dia berkata: 'Kami benar-benar ingin kembali, dan kami akan melakukannya pada 2014, jadi saya ingin tahu apakah Valentino tertarik untuk bergabung dengan proyek ini'."

"Saya memberi tahu Valentino tentang hal itu, mengetahui bahwa kontrak dengan Ducati berlaku hingga akhir kejuaraan 2012 dan dia memberi tahu saya bahwa dia membutuhkan motor untuk 2013, bukan untuk 2014."

"Jadi dia tidak sabar menunggu Suzuki."

"Dan itulah yang saya katakan kepada Shinichi Sahara: 'Terima kasih atas minat Anda, tetapi kami tidak dapat melakukan apa-apa,' saya menjelaskan."

"Dia memperhatikan, dan untuk sementara kami tidak berkabar satu sama lain. Tapi setelah beberapa waktu, Sahara menghubungi saya lagi."

"Dan kali ini dia berkata kepada saya: 'Jika kami mempertahankan Italia sebagai basis untuk Tim Suzuki yang baru, apakah Anda tertarik untuk mengelolanya?'"

"Ketika Sahara menghubungi saya untuk Valentino, dia juga mengatakan kepada saya bahwa mereka bersedia membuat markas tim di Italia, agar tetap dekat dengannya. Jadi, ide untuk mendirikan markas di Italia sudah ada.

"Ngomong-ngomong, kali ini saya menjawab: ‘Ya, saya tertarik.’ Saat itu musim panas 2012, dan di awal musim gugur saya pergi ke Jepang untuk mulai membicarakan proyek baru."

Davide Brivio pun akhirnya menuai kesuksesan bersama Suzuki saat kepemimpinannya.

Di bawah kepemimpinannya, pembalap Suzuki mampu juara dunia bersama Joan Mir.

Torehan itu memutuskan puasa gelar tim pabrikan asal Jepang itu selama 20 tahun.

Kini, Suzuki kembali memutuskan untuk cabut dari kejuaraan MotoGP di akhir musim 2022 kemarin.