Berkat pengalaman tersebut lah, Baek/Lee merasa sangat terbantu. Sebab tipe pola main mereka yang sebelumnya lambat, sekarang menjadi lebih cepat saat menyerang.
"Kami rasa gaya permainan kami agak lambat. Ketika kami dipasangkan dengan senior kami, kami belajar bagaimana bermain lebih cepat dan memaksimalkan kecepatan untuk mencetak poin," jelas Baek Ha-na dikutip Sportfeat dari BWF Badminton.
Baca Juga: Praveen/Melati Siap Comeback, Terlempar dari 10 Besar Tak Masalah
Sedangkan bagi Lee, ia merasa skill defence-nya jauh lebih terasah.
"Bagi saya, saya senang bisa meningkatkan pukulan-pukulan defence saya. Senior Shin memiliki level skill defence yang sangat bagus," timpal Lee Yu-lim.
Bongkar pasang di sektor ganda Korea Selatan memang bukan hal baru. Sudah banyak sejumlah pasangan elite mereka yang mulai muncul berkat scratch pair ini demi menemukan duet yang cocok.
Indonesia mungkin bisa belajar dari Korea Selatan. Penggabungan pemain senior-junior utamanya sangat membantu pemain yang lebih muda.
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti mungkin jadi contoh paling dekat, meski penggabungan duet mereka lahir karena Greysia pensiun.
Namun di bawah Apriyani/Fadia, sejumlah pasangan ganda putri Indonesia masih belum ada yang sering dibongkar pasang. Tentu, hal ini tidak mudah sebab ada berbagai macam faktor yang bisa mempengaruhi, termasuk peringkat dan keputusan keikutsertaan turnamen.
Namun tidak ada salahnya untuk mencontoh beberapa negara yang mulai melakukan scratch pair dalam periode sementara untuk melihat potensi lain dari pasangan sebelumnya.