Find Us On Social Media :

Ternyata Begini Peran Krusial Ken Kawauchi sampai Honda Rela Ambil dari Suzuki

Honda resmi merekrut mantan Manajer Teknis Suzuki Ecstar, Ken Kawauchi MotoGP 2023.

Jawabannya tidak lepas dari mekanisme dan cara kerja ornag-orang Jepang. Apalagi di MotoGP.

"Ken adalah direktur teknis Suzuki, yang berarti bahwa semua teknisi tim harus mengirimkan laporan mereka setelah setiap sesi latihan dan setelah setiap balapan," kata Livio Suppo dikutip Sportfeat dari Speedweek.

"Dia menjalankan pertemuan teknis, jadi dia sangat pandai mengumpulkan informasi dan meneruskannya ke pabrik," lanjutnya.

Baca Juga: Cerita Miris Mantan Rekan Setim, Raul Fernandez Tuding KTM Sengaja Adu Domba dengan Remy Gardner

Membawa informasi dan data dari lintasan ke pihak atasan bukanlah hal yang mudah bagi pabrikan Jepang. Selain terkendala bahasa, terkadang maksud yang disampaikan pun bisa jadi salah paham.

Sehingga, Honda memang benar-benar butuh sosok yang mampu menjembatani orang-orang di lapangan dengan atasan, yang mana hal ini ada pada sosok Ken Kawauchi.

"Tidak mudah, terutama bagi pabrikan Jepang, untuk mendapatkan informasi dari lintasan ke pabrik dan dari pabrik ke lintasan," kata pria Italia berusia 58 tahun itu.

"Ini adalah bagian yang sangat penting dari pekerjaan di MotoGP. Sangat penting bahwa mereka harus memiliki visi yang sama dan orang-orang di trek, mempercayai orang-orang di pabrik dan sebaliknya. Jika mereka tidak memiliki ide yang sama, itu akan menjadi bencana bagi perkembangan motor," kata Suppo lagi.

Baca Juga: Cuma Butuh 5 Lap, Fabio Quartararo Akan Tahu Nasib Motor Yamaha di MotoGP 2023

Selain dari peran sentral, Suppo juga mengungkap aspek lain yang kemungkinan membuat Honda tergoda menggaet Ken Kawauchi adalah dari kepribadiannya.

Apalagi Ken Kawauchi adalah sosok yang memiliki passion tinggi di dunia balap.

"Dia telah membuktikan bahwa dia sangat baik dalam pekerjaannya. Kedua, dia memiliki karakter yang baik. Saya pikir empati sangat penting dalam peran seperti ini," kata Suppo.

"Para insinyur di lintasan bisa melewatkan sesuatu yang mereka pahami di pabrik dan sebaliknya. Empati dan kemampuan bekerja dengan kedua kelompok sangat penting. Dan saya pikir Ken bisa melakukannya," ucap Suppo.