Tim diwakili oleh International Road Racing Teams Association (IRTA) dan pabrikan oleh Motorcycle Sport Manufacturers Association (MSMA).
Aturan dan perubahan peraturan diputuskan di antara empat organisasi dan Dorna memberikan suara yang menentukan.
Dalam kasus modifikasi teknis, MSMA dapat secara sepihak memberlakukan atau memveto perubahan dengan suara bulat di antara para anggotanya.
Empat organisasi ini membentuk komisi Grand Prix pada akhirnya.
Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu, Ternyata Ada Empat Jenis Smash di Bulu Tangkis
Biasanya ada beberapa balapan di setiap event untuk berbagai kelas sepeda motor, berdasarkan ukuran mesin.
Kelas untuk mesin solo 50 cc, 80 cc, 125 cc, 250 cc, 350 cc, 500 cc, dan 750 cc pernah ada, serta sespan 350 cc dan 500 cc.
Hingga tahun 1950-an dan sebagian besar tahun 1960-an, four stroke engine mendominasi semua kelas. Pada tahun 1960-an, karena kemajuan desain dan teknologi mesin, mesin two strokes mulai mengakar di kelas yang lebih kecil.
Perubahan Demi Perubahan DIlakukan
Pada tahun 1969, FIM mengubah aturan dengan mengaplikasikan multiplisitas silinder dan multiplisitas roda gigi, membawa aturan baru yang membatasi semua kelas menjadi enam gigi dan sebagian besar menjadi dua silinder (empat silinder untuk kelas 350 cc dan 500 cc).
Perubahan kubikasi mesin terus dilakukan hingga yang terakhir yaitu di musim 2012 di mana kapasitas mesin MotoGP ditingkatkan lagi menjadi 1.000 cc. Pada tahun 2010, kelas dua tak 250cc digantikan oleh kelas empat tak Moto2 600 cc.
Baca Juga: MotoGP dan Rahasia Aspal Sirkuit yang Menentukan Kemenangan
Pada tahun 2012, kelas dua tak 125cc digantikan oleh kelas empat tak Moto3 250cc dengan batas berat 65 kg dengan bahan bakar.
Untuk musim 2019 Moto2 memperkenalkan mesin produksi Triumph 3 silinder 765cc, sementara Moto3 dan MotoGP masih menggunakan mesin prototipe.