SportFEAT.COM - Pencapaian pada Kejuaraan Dunia 2019 menjadi salah satu cermin bagi Greysia Polii/Apriyani Rahayu menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu mengulang prestasi yang sama seperti pada Kejuaraan Dunia tahun lalu.
Pada Kejuaraan Dunia 2019, Greysia Polii/Apriyani Rahayu kembali meraih medali perunggu.
Duet ganda putri peringkat kelima dunia itu terhenti di babak semifinal seusai takluk dari Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Jepang), yang akhirnya keluar sebagai Juara Dunia 2019.
Baca Juga: MotoGP Inggris 2019 - Euforia Kemenangan Alex Rins Diusik Quartararo
Baca Juga: 3 Partai Final Kejuaraan Dunia 2019 yang Berakhir Antiklimaks
Selain Greysia/Apriyani dan Matsumoto/Nagahara, jajaran podium pada ganda putri diisi oleh Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang/medali perak) dan Du Yue/Li Yin Hui (China/perunggu).
Dalam perjalanan mereka menuju semifinal Kejuaraan Dunia 2019, Greysia/Apriyani juga sukses menekuk unggulan keempat dari China, Chen Qing Chen/Jia Yifan.
Hasil yang diraih oleh Greysia/Apriyani pada Kejuaraan Dunia 2019 kali ini tentu diharapkan mampu membangkitkan kepercayaan diri mereka kembali.
Pasalnya, dalam tiga turnamen terakhir sebelum ajang BWF Grade 1 tersebut, performa jawara India Open 2019 tersebut terbilang kurang memuaskan.
Pada Indonesia Open 2019 dan Japan Open 2019, Greysia/Apriyani gagal melangkah lebih jauh seteah tunduk dari lawan yang sama yakni Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan).
Baca Juga: Diberi Skor 1 Digit, Ini Kata Anders Antonsen Usai Takluk dari Kento Momota
Adapun pada Thailand Open 2019, mereka terhenti di perempat final setelah kalah dari ganda putri Negeri Ginseng lainnya, Chang Ye-na/Kim Hye-rin.
Hasil pada Kejuaraan Dunia 2019 memang bisa menjadi salah satu gambaran persaingan ganda putri pada Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Hal ini pun diiyakan oleh Pelatih Kepala Ganda Putri PP PBSI, Eng Hian.
"Tentunya saya tetap optimis dengan hasil yang ada sekarang di Kejuaraan Dunia. Karena peta persaingannya kan kurang lebih sama," tutur Eng Hian, dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Malah di Olimpiade nanti masing-masing negara wakilnya (maksimal) cuma dua," imbuhnya.
Baca Juga: Momen Hendra Setiawan Rayakan Ulang Tahun Seusai Jadi Juara Dunia 2019
Greysia/Apriyani sendiri memang kombinasi ganda putri senior-junior yang terbilang anyar.
Mereka baru dipasangkan spada 2017 lalu, tepatnya pada turnamen beregu Piala Sudirman.
"Sekarang yang jadi PR (pekerjaan rumah -red) saya adalah bagaimana saya tetap menjaga konsistensi, motivasi mereka. Terutama Greysia yang sudah usia, jangan sampai cedera," ujar mantan pemain ganda putra itu.
"Untuk Apriyani, PR nya masih banyak karena dia pemain muda, jadi harus lebih ekstra untuk meningkatkan semuanya. Powernya, speednya, kualitias individunya, mumpung masih ada waktu,"
Baca Juga: Jadi Juara Dunia 2019, PV Sindhu Melepas Julukan 'Silver Queen'
"Saya lihat peluang tetap ada. Peluang medali untuk di Olimpiade masih terbuka lebar," .
"Jadi saya lebih tekankan ke Greysia/Apriyani untuk terus menjaga konsistensi mental mereka. Baik sebelum bertanding maupun di dalam lapangan," kata Eng Hian.
Indonesia sebenarnya diharapkan memiliki satu ganda putri lainnya yang memiliki kans untuk lolos menuju Olimpiade Tokyo 2020 melalui Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta.
Namun, Della/Rizki dipastikan harus berjuang lebih keras untuk memperbaiki peringkat mereka lantaran kini berada di peringkat 19 dunia.
View this post on Instagram
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |