Devina sendiri mengaku pernah gagal menghindari pukulan tatkala bertanding hingga membuatnya pingsan.
Namun, hal tersebut justru tak membuatnya jera dalam menggeluti seni bela diri asal Jepang itu.
“Waktu itu pingsan dipukul kena bagian bawah rahang,” ujar Devina, dikutip SportFEAT.com dari Tribun Jabar.
Seni bela diri karate memang mengedepankan teknik pukulan dan tendangan.
Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1 2019 - Semen Padang FC Lepas 2 Pemain Impor
Adapun kategori karate yang digeluti Devina sendiri merupakan kumite (tarung).
Sehingga, resiko cedera akibat pukulan atau tendangan dari sang lawan lambat laun kini menjadi hal yang lumrah baginya.
"Untuk rasa sakit meskipun terdapat memar saat tanding itu tidak terasa, apalagi kalau jadi juara, rasa sakit itu hilang, paling pas besoknya baru kerasa,” ujar siswi yang duduk di bangku kelas XII SMA ini.
Kendati demikian, Devin tak menampik bahwa dirinya sempat gugup dan sedikt takut tatkala mempersiapkan diri dalam sebuah pertandingan.
Khususnya ketika menghadapi lawan yang sudah mengetahui peta kekuatan dan kelemahannya.
Namun, perasaan yang ia takutkan itu perlahan akan hilang dengan sendirinya jika sudah berada di arena pertandingan.
Baca Juga: Mengenal Abdul Aziz, Calon Gelandang Masa Depan Persib Bandung
Sedikit bernostalgia, Devina menceritakan bahwa awal mula kecintaannya pada bela diri karate berangkat dari kebiasaan sang ayah yang kerap mengajaknya berlatih kareta sejak kecil.
Karateka yang lahir pada 5 Desember 2001 ini mengaku banyak hal positif yang mampu dia dapatkan melalui bela diri karate.
“Dari karate banyak yang didapat, mulai dari pengalaman, ilmu, teman, kesehatan tentu dapat, dan juga materi,” ujar dara yang hobi bermain basket dan renang ini.
Sementara itu, kejuaraan terakhir yang diikuti Devina adalah kejuaraan karate Piala Kemenpora di Cirebon. Pada ajang itu, Devina mendapat medali perunggu.
Baca Juga: Indonesia Vs Malaysia Ricuh - PSSI Pasrah Terima Sanksi dari FIFA
“Saya hanya mendapat medali perunggu kalah oleh kak Ranti (senior Devina -red),” kata dia.
Pada sisi lain, Devina mengaku tidak ingin terus fokus menjadi atlet. Ia ingin menggapai cita-citanya menjadi seorang pengusaha.
“Saya ingin menjadi yang terbaik, melihat persaingan di kejuaraan tersebut memang berat tapi masih ingin mengejar dan optimis bisa,” ujaranya.
“Sebab saya ingin bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Maka nanti kuliah ingin ngambil (jurusan) bisnis, setelah kuliah baru mulai berbisnis,” ujar Devina sambil menutup pembicaraan.
Source | : | Jabar.tribunnews.com |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nestri Yuniardi |