SportFEAT.COM - Setelah sempat tertunda, pertemuan antara pihak PB Djarum dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akhirnya terwujud pada Kamis (11/9/2019).
Pertemuan antara dua belah pihak yang berbeda pandangan itu dimediasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Imam Nahrawi.
Proses mediasi tersebut dihadiri langsung oleh Ketua KPAI, Susanto.
Sedangkan dari pihak PB Djarum mengutus salah satu pengurus mereka, yakni Lius Pongoh.
Achmad Budiharto selaku Sekjen Persatuan Bulu Tnagkis Seluruh Indonesia (PBSI) juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Mediasi sendiri dilakukan setelah muncul perbedaan pendapat antara KPAI dan PB Djarum terkait gelaran audisi umum (seleksi) yang dilakukan oleh Djarum.
Dua belah pihak memiliki pendapat yang berbeda terkait pemahaman keikutsertaan anak dalam ajang pencarian bakat bulu tangkis tersebut.
Baca Juga: Kenangan Hendrawan dengan BJ Habibie, Bulu Tangkis sebagai Pengobat Luka Bangsa
KPAI menilai anak bisa menjadi korban eksploitasi dari audisi umum bulu tangkis yang mendapat sokongan dari perusahaan produsen tembakau, Djarum.
Sementara pihak PB Djarum berpendapat jika kegiatan yang sudah mereka lakukan sejauh ini jauh dari kata eksploitasi dan kampanye terselubung.
Apalagi mereka menggunakan bendera Djarum Foundation sebagai penyokong kegiatan tersebut, bukan bendera Djarum sebagai perusahaan produsen tembakau.
Maka dari itulah, Menpora coba memediasi kedua pihak untuk mencari jalan keluar dari perselisihan tersebut.
Setelah menggelar pertemuan, pihak KPAI dan PB Djarum telah menyetujui empat poin.
Empat poin kesepakatan itu pun dibacakan langsung oleh Imam Nahrawi dalam sesi konferensi pers seusai pertemuan.
Baca Juga: MotoGP San Marino 2019 - Merasa Beruntung, Dovizioso Siap Kembali Mengaspal di Misano
Berikut empat poin kesepakatan antara KPAI dan PB Djarum hasil dari mediasi siang ini:
1) Para pihak yang beberapa waktu terakhir ini berpolemik tentang masalah audisi bulu tangkis Djarum telah mengadakan pertemuan yang dipimpin oleh Menpora dengan tujuan mencari solusi agar audisi bulu tangkis tetap berkesinambungan dengan sejumlah catatan penting dan harus sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Alasan utama adanya kesinambungan audisi bulu tangkis ini adalah dengan mempertimbangkan adanya ketersediaan atlet bulu tangkis usia muda secara selektif dan berjenjang dalam berkontribusi bagi proses pembibitan atlet bulu tangkis nasional karena cabor bulu tangkis masih menjadi salah satu cabang olahraga penyumbang utama perolehan medali di sejumlah event olahraga internasional.
3) Atas dasar poin nomor satu dan dua di atas, disepakati hal sebagai berikut:
a. Djarum Foundation: PB Djarum sepakat untuk mengubah nama yang semula audisi umum beasiswa PB Djarum 2019 menjadi audisi umum beasiswa bulu tangkis tanpa menggunakan logo, merek, dan brand image Djarum.
b. KPAI KPAI sepakat untuk mencabut surat KPAI tanggal 29 Juli 2019 tentang permintaan pemberhentiaan audisi Djarum.
4) Kemenpora, KPAI, dan PBSI sepakat memberikan kesempatan kepada PB Djarum untuk konsolidasi secara internal guna melanjutkan audisi pada 2020 dan seterusnya dengan mengacu pada kesepakatan yang telah diambil pada pertemuan hari ini, tanggal 12 September 2019, bertempat di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dipimpin oleh Menpora.
Terkait keputusan tersebut, PB Djarum pun langsung melakukan langkah penyesuaian terhadap proses penyelenggaraan audisi umum 2019.
Pada tahun ini, audisi Umum bulu tangkis 2019 yang digelar PB Djarum masih menyisakan tiga seri untuk digelar di Solo, Surabaya, dan Kudus.
Salah satu bentuk penyesuaian yang dilakukan adalah dengan menanggalkan logo, merek, dan brand image Djarum dalam proses seleksi pemain.
Baca Juga: Optimisme Carolina Marin Usai Menjalani Laga Perdana Pasca-petaka di Istora
Sedangkan untuk penyelenggaraan edisi 2020, pihak PB Djarum masih akan menggelar rapat secara internal.
Mediasi ini diharapkan dapat menjadi jalan tengah dari perbedaan pendapat yang terjadi antara PB Djarum dan KPAI.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Doddy Wiratama |
Editor | : | Doddy Wiratama |