Berhadapan dengan ganda putri China, Li Yi Jing/Tan Ning, Ana/Putri gagal mengantongi gim pertama terlebih dahulu.
Kekhawatiran sempat hadir saat itu, partai kelima (ganda putra) pun diprediksi bakal bergulir dan menjadi partai penentuan kedua tim.
Namun, semua kekhawatiran tersebut mulai sirna ketika Ana/Putri sukses melakoni epic comeback di gim kedua dan membalikkan keadaan pada gim ketiga.
Dari mereka-lah, kepastian keberhasilan Indonesia dalam membawa pulang Piala Suhandinata 2019 tercipta. Indonesia menang 3-1 atas China.
Baca Juga: Aset Tunggal Putri Malaysia Kubur Impian pada Olimpiade Tokyo 2020
Hal tersebut memang di luar ekspektasi, mengingat sang lawan lebih diunggulkan daripada Ana/Putri.
Keberanian untuk membongkar-pasang dua nomor ganda tersebut nyatanya bukan sekadar asal-asalan.
Pelatih dari masing-masing nomor berpikir keras demi mensukseskan strategi mereka.
Vita Marissa misalnya. Pelatih tim ganda campuran junior Indonesia itu menyebut bahwa keputusan memasangkan Daniel/Indah sudah dipikirkan matang-matang.
Beberapa faktor di antaranya adalah faktor shuttlecock yang kencang.
Vita yang juga mantan pemain ganda campuran itu menilai bahwa kondisi shuttlecock yang digunakan memiliki kecocokan dengan gaya bermain Daniel yang powerful.
Source | : | Badminton Indonesia,Djarum Badminton |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |