SportFEAT.COM - Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto menyebut perbedaan porsi latihan membawa pengaruh dalam meraih gelar perdana pada Indonesia Masters 2019.
Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto sukses merengkuh titel kampiun ganda putri pada ajang bertajuk YUZU Indonesia Maters 2019, Minggu (6/10/2019).
Keberhasilan mereka meraih gelar juara tersebut pun terbilang istimewa.
Pasalnya, selama berkompetisi pada turnamen BWF World Tour Super 100 itu, Siti/Ribka menundukkan para unggulan.
Siti/RIbka yang baru saja mentas dari level junior itu sukses memulangkan Natsu Saito/Naru Shinoya (Jepang, unggulan ke-5), Li Wen Mei/Zheng Yu (China, ke-2) dan Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang, ke-3).
Di laga puncak, mereka pun masih tak terbendung dan memenangi duel derbi atas senior mereka sekaligus unggulan keempat, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta.
Hasil ini tentu cukup mengejutkan.
Selain dari segi usia yang masih muda, tandem Siti/Ribka pun baru seumur jagung, tepatnya baru dipasangkan pada pertengahan Juli lalu.
Baca Juga: Makna Besar di Balik Perjuangan Skuad Junior Indonesia dalam Merebut Kembali Piala Suhandinata 2019
Siti/Ribka sendiri pun tak menyangka mampu menggondol titel juara.
"Nggak nyangka bisa menang dari senior dan juara di turnamen ini. Di pertandingan kami mainnya nothing to lose saja. Yakin sama permainan sendiri, berusaha tampil maksimal dan berdoa saja," ujar Ribka dikutip SportFEAT.com dari Djarum Badminton.
Senada dengan Ribka, Fadia pun juga cukup terkejut dengan keberhasilan mereka mengalahkan senior sendiri.
Namun, diakui Fadia, bahwa kesuksesan mereka di ajang Indonesia Masters 2019 kali ini tak lepas dari usaha dan kerja keras dalam sesi latihan.
Baca Juga: Aset Tunggal Putri Malaysia Kubur Impian pada Olimpiade Tokyo 2020
Fadia pun menuturkan bahwa porsi latihan mereka memang lebih banyak dari biasanya sebelum mengikuti turnamen itu.
"Aku juga nggak nyangka bisa ngalahin senior di final. Tapi memang sebelum berangkat ke sini saya pribadi sudah percayadiri dan siap tanding. Karena memang latihan kami sedikit lebih banyak dari sebelumnya," ungkap Fadia.
"Gelar juara ini kami persembahkan untuk orang tua, pelatih dan seluruh suporter yang mendukung kami selama kejuaraan ini,” imbuh dia.
Penampilan impresif Siti/Ribka pun diakui langsung oleh Della/Rizki.
Della/Rizki yang juga barus aja menjadi kampiun Vietnam Open 2019 itu menyebut bahwa Siti/Ribka gaya bermain yang cukup berani.
"Mereka memang pemain yang bagus. Begitu juga dengan penampilan mereka di pertandingan ini. Mereka sangat percaya diri. Permainan depan mereka rapat sekali," puji Della.
"Dan kalau dilihat juga permainan mereka selama turnamen ini sangat konsisten," imbuhnya.
Adapu Rizki sendiri menilai bahwa pada laga final itu, permainan di depan net dari Siti/Ribka bagus dan hal itulah yang menyulitkan bagi Della/Rizki.
"Permainan depan mereka jauh lebih berani dari kita. Kita kalah di depannya. Kita juga nggak tahu, mungkin mereka lebih percaya diri, jadi kita keserang terus," ujar Rizki.
Pada sisi lain, asisten pelatih ganda putri PP PBSI, Chafidz Yusuf, pun mengakui keunggulan yang dimiliki Siti/Ribka.
Baca Juga: Siap Kembali Bersaing, Son Wan-ho Daftarkan Diri di Macau Open 2019
Menurutnya, baik Siti maupun Ribka memiliki skill individual yang mumpuni. Mereka pun dinilai sebagai pemain yang mampu menerapkan arahan pelatih alias pendengar yang baik.
"Kalau melihat dari kemampuan, mereka sangat mumpuni. Jadi sangat pantas kalau mereka bisa lolos ke final. Mereka itu punya kepercayaan diri dan keberanian yang bagus saat di lapangan," tutur Chafidz dikutip dari Badminton Indonesia.
"Yang menjadi nilai tambah adalah, Ribka/Fadia merupakan pendengar yang baik jadi apa yang dikatakan pelatih semua dijalankan oleh mereka,” tutupnya.
Source | : | Badminton Indonesia,Djarum Badminton |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |