"Saya kembali ke China dengan tiga teman saya, dan kami memutuskan untuk menyebarluaskan olahraga ini. Saat itu tidak ada yang tahu tentang bulu tangkis di China," kenang Wang, dikutip SportFEAT.com dari laman DNA Syndication.
"Kami melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya sembari berusaha memperlihatkan bulu tangkis dan perlahan olahraga ini mulai dikenal," imbuhnya.
Wang pun juga bernostalgia tentang kesulitan besar tatkala dirinya kembali ke China.
Baca Juga: Siti/Ribka Genapi Koleksi 20 Gelar Indonesia pada BWF World Tour 2019
Pada masa itu, beberapa wilayah di China mulai kesulitan mendapatkan makanan yang akhirnya dibukukan dalam sejarah terjadinya "Great Chinese Famine" atau periode kelaparan besar di China pada 1959-1961 lalu.
Akan tetapi, Wang saat itu terselematkan dengan bantuan sang ibunda yang mengirimkan banyak makanan dari Indonesia.
"Orang-orang di China saat itu kesulitan mendapat makanan yang cukup. Beruntung, ibu saya mengirim banyak sekali makanan dari Indonesia untuk membantu saya (bertahan hidup di China -red)," ujar Wang.
Berkat kegigihannya, Wang pun pernah berhasil menyabet titel juara kejuaraan nasional China pada 1956 dan 1959.
Bahkan, bersama salah satu kompatriotnya, Chen Fushou, Wang juga merilis buku teks atau panduan bulu tangkis pertama di China pada 1957.
Source | : | Xinhua,china.org.cn,DNA |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |