SportFEAT.COM - Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto dinilai memiliki tiga kelebihan yang membuat duet mereka terlihat 'berbeda'.
Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto baru saja memenangi gelar juara YUZU Indonesia Masters 2019.
Titel kampiun tersebut didapat setelah ganda putri muda itu menaklukkan senior mereka yang juga unggulan keempat, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (23-21, 21-15).
Penampilan Siti/Ribka memang terbilang impresif pada turnamen BWF World Tour Super 100 itu.
Sebelum menapaki babak final, mereka mampu memulangkan para unggulan.
Beberapa di antaranya adalah Li Wen Mei/Zheng Yu (China) dan Nami Matsuyama/Chiharu Shida (Jepang).
Pola permainan dari Siti/Ribka memang tidak seperti para pasangan ganda putri biasanya yang banyak melakoni reli dan lob serang.
Akan tetapi, kedua pemain yang sama-sama lekat berperan sebagai playmaker itu lebih banyak melakukan adu drive cepat, bermain no lob dan placing ciamik.
Baca Juga: Tunggal Putra yang Dibilang Mirip Anthony Ginting Ini Bidik Semifinal di Kejuaraan Dunia Junior 2019
Asisten pelatih ganda putri PP PBSI, Chafidz Yusuf, pun menilai memang ada beberapa hal yang membuat perpaduan Siti/Ribka menjadi ganda putri yang berbeda.
Dua hal yang menjadi sorotan Chafidz, yakni keinginan untuk maju dan tak pernah berpuas diri menjadi karakteristik kuat yang dimiliki oleh Siti/Ribka.
"Ribka/Fadia itu salah satu pemain Indonesia yang punya sikap dan kemauan yang baik. Dalam hal apapun. Jujur saja, tidak semua pemain bisa memiliki hal seperti mereka," jelas Chafidz, dikutip SportFEAT.com dari laman Djarum Badminton.
"Intinya dari kacamata seorang pelatih, kita lihat kalau mereka itu mau maju dan tidak pernah merasa puas," lanjutnya.
Gelar juara di Indonesia masters 2019 pun dinilai Chafidz sebagai bukti nyata bahwa Siti/Ribka layak naik level.
Apalagi, beberapa waktu sebelumnya, Siti/Ribka pun berhasil membuat kejutan besar dengan menembus semifinal Chinese Taipei Open 2019.
Bahkan, perjalanan mereka ke putaran empat besar turnamen BWF World Tour Super 300 itu pun cukup gemilang.
Sebab Siti/Ribka berhasil mengalahkan ganda putri peringkat enam dunia, Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korea Selatan) dalam pertarungan sengit tiga gim.
Baca Juga: Selebrasi Terlalu Dini, Bobby Setiabudi Ambil Pelajaran Berharga
"Kalau melihat secara keseluruhan di turnamen ini (Indonesia Masters 2019 -red), Ribka/Fadia punya kemampuan dasar yang sangat baik," kata Chafidz.
"Selain itu, mereka juga punya kemampuan untuk mengatasi kendala-kendala yang ada di sepanjang turnamen ini. Dan mereka sangat konsisten di turnamen ini,"
"Dengan hasil ini saya rasa Ribka/Fadia sudah sangat layak untuk naik level, atau bermain di level yang lebih tinggi lagi,"
"Apalagi beberapa waktu lalu, mereka juga berhasil menembus babak semfinal di turnamen level Super 300. Semoga saja Ribka/Fadia bisa menjaga momentum ini dan menjaga konsistensinya," ujar dia lagi.
Satu hal lainnya adalah sikap dari Siti/Fadia sendiri.
Chafidz menyebut bahwa Siti/Ribka yang sama-sama baru mentas dari level junior itu adalah sosok pemain yang mau menjadi pendengar yang baik.
"Ya bisa dibilang seperti itu. Karena Ribka/Fadia memang pendengar yang baik. Mereka mau mendengarkan masukan dari pelatih, siapapun itu," puji Chafidz.
"Dan mereka juga mau mengaplikasikannya sebagai bentuk dari bagian pembelajaran. Saya rasa mereka pantas mendapatkan hasil ini (gelar juara)," ucapnya.
Source | : | Djarum Badminton |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |