Andrea Dovizioso maksimal hanya bisa meraih 100 poin tambahan sepanjang sisa musim, sehingga Marc Marquez praktis sudah tak terkejar.
Gelar juara dunia MotoGP 2019 pun menambah koleksi Marc Marquez akan predikat serupa menjadi delapan kali (untuk semua kelas, red).
Baca Juga: Juara Dunia Aman, Marc Marquez Masih Punya 2 Rekor untuk Dipecahkan
Di tengah euforia keberhasilan Marc Marquez menjadi juara dunia, masa memprihatinkan justru harus dialami oleh Jorge Lorenzo.
Bagaimana tidak, Lorenzo harus kembali gagal mendapat tambahan poin setelah hanya finis di peringkat ke-18 pada GP Thailand 2019.
Ini menjadi kali kedua secara beruntun Jorge Lorenzo finis di luar zona poin usai sebelumnya menuntaskan GP Aragon 2019 dengan duduk di peringkat ke-20.
Dengan hasil tersebut, X Fuera masih terpaku di peringkat ke-19 pada tabel klasemen kejuaraan dunia pembalap MotoGP 2019.
Dari data yang dihimpun SportFEAT.com, pemilik lima gelar juara dunia MotoGP (semua kelas, red) itu baru mampu mengoleksi 23 poin dari 11 kesempatan balapan yang diikutinya musim ini.
Performa melempem Jorge Lorenzo tersebut rupanya membuat pembalap 32 tahun ini mencetak salah satu rekor negatif dalam kariernya di kelas utama MotoGP.
Koleksi 23 poin yang diraih Lorenzo saat ini telah memastikan MotoGP 2019 sebagai musim terburuk yang dijalani selama berkiprah di kelas utama.
Baca Juga: Uang Hadiah Tak Kunjung Turun, Manajer Borneo FC Geram dengan Panpel Piala Indonesia 2018
Bahkan jika Jorge Lorenzo memenangi empat seri tersisa musim 2019, torehan poinnya tetap saja menjadi yang terburuk selama 12 tahun penampilannya di kelas utama MotoGP.
Bahkan catatan Lorenzo pada musim perdananya bersama Repsol Honda ini lebih buruk ketimbang pencapaian yang diraihnya ketika mengendarai motor Ducati.
Padahal, banyak kalangan menyebut jika Jorge Lorenzo sudah sangat menderita dalam dua tahun kebersamaannya bersama pabrikan asal Italia itu (2017-2018).
Berikut catatan raihan poin Jorge Lorenzo selama tampil pada kelas utama MotoGP:
TAHUN | MOTOR | POIN |
2008 | Yamaha | 190 |
2009 | Yamaha | 261 |
2010 | Yamaha | 383 |
2011 | Yamaha | 260 |
2012 | Yamaha | 350 |
2013 | Yamaha | 330 |
2014 | Yamaha | 263 |
2015 | Yamaha | 330 |
2016 | Yamaha | 233 |
2017 | Ducati | 137 |
2018 | Ducati | 134 |
2019 | Honda | 23 |
Baca Juga: Anthony Ginting Berpeluang Bertemu Kento Momota di Semifinal Denmark Open 2019, tapi...
Jorge Lorenzo sendiri mengakui bahwa proses adaptasinya bersama Honda jauh lebih rumit ketimbang saat dia memutuskan gabung Ducati pada 2016.
Selain harus memahami kondisi motor, Lorenzo harus bergelut dengan masalah cedera yang menimpanya sebelum musim bergulir dan juga saat mengalami kecelakaan di GP Belanda 2019.
"Saya tidak pernah merasa siap 100 persen secara fisik. Saya datang ke tes pra-musim dengan kondisi ligamen yang sudah tak baik," tuturnya, dikutip SportFEAT.com dari Motorsport.
"Saya juga bermasalah dengan motor baru yang membuat saya tidak percaya diri saat berada di tikungan. Motor itu lebih cepat di lintasan lurus tetapi saya lebih lambat secara keseluruhan."
"Saya sudah memberi masukan kepada tim tetapi tampaknya sudah terlambat. Honda bertekad untuk tetap menggunakan mesin yang sudah dibangunnya," tutur Jorge Lorenzo memungkasi.
Source | : | SportFEAT.com |
Penulis | : | Doddy Wiratama |
Editor | : | Doddy Wiratama |