Menurutnya, pihak Panpel lebih memperjuangkan laga Maung Bandung kontra Bajul Ijo itu tetap digelar di Bandung.
Imbas dari suhu politik yang memanas menjelang pelantikan Presiden Republik Indonesia terpilih, membuat pihak Kepolisian Jawa Barat sulit mengeluarkan izin untuk menggelar pertandingan di kandang Persib.
"Saya sangat menyayangkan. Kondisi tim Persib saat ini sedang di atas (mental), Persib juga sedang butuh poin untuk memperbaiki posisi di klasemen," kata Yana, dikutip SportFEAT.com dari laman resmi Viking.
Baca Juga: Perjudian Wolfgang Pikal Gagal, Persebaya Harus Rela Berbagi Angka dengan Borneo FC
Eks dirigen Persib itu menambahkan, seharusnya seluruh laga kompetisi Liga 1 2019 dihentikan saja menjelang pelantikan presiden.
Dia menilai pihak kepolisian melakukan tebang pilih dalam memberikan keputusan bisa tidaknya pertandingan Maung Bandung digelar di kandang.
"Tidak ada alasan juga karena (Bandung) jauh dari Ibu Kota, itu bukan alasan yang rasional," ujar Yana.
Selain melawan Persebaya, Persib juga terancam tidak bisa menjamu Persija Jakarta di Bandung dua pekan mendatang.
"Terus, jika kepolisian mengungkit kasus Haringga, yang membuat Persib sulit mendapatkan izin menjamu Persija nanti, itu tidak masuk akal," tutur Yana.
"Pasti banyak Bobotoh kecewa dengan perpindahan homebase Persib ini, mereka sangat ingin menyaksikan Persib di Bandung," katanya melanjutkan.
Baca Juga: Penasaran dengan Mike Tyson, Petinju Keturunan Zimbabwe Siap Layangkan Tantangan
Yana Umar juga mengungkapkan kejadian tahun lalu menjadi cambukan bagi Bobotoh.
Ia mengaku penggemar Persib sudah merasa kapok dan lebih dewasa semenjak kejadian kontra Macan Kemayoran lalu.
"Tahu sendiri, putaran kedua Liga 1 2018 lalu kita harus bermain di luar Bandung (Bali) tanpa penonton. Jadi, sudah seharusnya Kepolisian memberikan kepercayaan kepada Bobotoh," ujar Yana.
Source | : | vikingpersib.co.id |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Ahmad Tsalis |