Alasan ketiga, rekor tersebut tak diakui lantaran Kipchoge beberapa kali juga mendapat bantuan dari sang pelatih.
Dengan mengendarai sepeda, sang pelatih beberapa kali membawakan air minum dan energy gels.
Dalam aturan resmi IAAF, seorang pelari tak boleh mendapat perawatan apapun kala sedang mengikuti perlombaan maraton.
Baca Juga: Ternyata Mohammad Ahsan Masih Penasaran Atasi Ketangguhan Minions
Meski demikian, pencapaian yang dibukukan Eliud Kipchoge di Austria tetap menjadi catatan yang impresif.
Kipchoge pun sadar jika rekornya tak akan dicatat oleh IAAF tetapi dirinya berharap upayanya ini dapat memantik sesuatu yang lain.
"Ini menunjukkan jika tak seorang pun memiliki batasan," ujar pemilik medali emas maraton Olimpiade Rio 2016 ini dikutip SportFEAT.com dari BBC.
"Sekarang saya sudah melakukannya dan semoga akan ada lebih banyak orang yang terinsiprasi untuk melampaui batasan, " kata Kipchoge melanjutkan.
"Ini menunjukkan sisi positif dari olahraga. Bersama-sama kita bisa menciptakan dunia yang indah," tutur Eliud Kipchoge memungkasi.
Source | : | bbc.com,telegraph.co.uk |
Penulis | : | Doddy Wiratama |
Editor | : | Doddy Wiratama |