Bersama pegulat UFC, Cody Garbrandt, Tyson menanam ganja atau mariyuana di wilayah Selatan California.
Menurut media Inggris The Independent yang dikutip SportFEAT.com, luas lahan ganja yang dinamai Tyson Ranch itu mencapai 40 hektar.
Baca Juga: Kandang Tak Lagi Angker, Persebaya Surabaya Samai Rekor 11 Tahun Silam
Laporan dari The Blast mengatakan, 20 hektar di antaranya dikhususkan untuk menghasilkan ekstrak THC (Tetrahydrocannabinol) dan CBD (Cannabidiol) dengan kualitas tinggi untuk medis.
Siasat Tyson terjun di bisnis ini dilandasi oleh keputusan pemerintah Amerika Serikat yang melegalkan penggunaan ganja per 1 Januari 2018.
Sementara legalisasi ganja di Indonesia masih menuai pro dan kontra.
Hingga sekarang, Tyson Ranch memproduksi minuman semacam teh, ekstrak ganja, serta minyak mariyuana.
Ada juga pernak-pernik dengan jenama Tyson Ranch seperti kaus, jaket, dan topi yang dijual eks juara dunia kelas berat tersebut.
Meski kurang lebih baru setahun menjalani bisnis ini, Tyson memiliki rencana besar pada masa mendatang.
Dalam lahan 40 hektar yang baru digunakan separuhnya, ia ingin membangun sebuah resort ganja, seperti dikutip dari Metro.
Tyson juga dikatakan ingin menambahkan berbagai fasilitas penunjang seperti tempat festival, hotel, dan sungai buatan.
Baca Juga: Liga Spanyol Tak Aman, Eks Liverpool Jadi Korban Terbaru Kemalingan
Bahkan, pria berpostur 178 sentimeter ini juga punya angan-angan membangun Universitas Tyson untuk menjadi pusat studi dan teknologi pengembangan ganja bagi para petani komoditas tersebut.
Rencana besar Mike Tyson untuk Tyson Ranch mungkin saja tidak akan terpikirkan jika upaya yang ia lakukan sejauh ini tidak mendatangkan laba.
Sejauh ini, Marketwatch mengklaim Mike Tyson telah meraup untung 500 ribu dolar AS (sekitar Rp7 miliar) setiap bulan dari bisnis ganjanya itu.
Source | : | Metro.co.uk,the independent,marketwatch |
Penulis | : | Ahmad Tsalis |
Editor | : | Ahmad Tsalis |