SportFEAT.COM - Pencapaian luar biasa ditorehkan oleh skuad bulu tangkis junior Indonesia pada Kejuaraan Dunia Junior 2019.
Pada ajang yang dihelat dalam dua kategori, beregu (Piala Suhandinata) dan individual (Piala Eye Level) itu, Indonesia memetik hasil yang cukup manis.
Pertama, Indonesia mencetak sejarah dengan berhasil menggondol trofi Piala Suhandinata 2019.
Berkat kemenangan 3-1 atas tim China di babak final, Indonesia berhak merebut Piala Suhandinata yang sudah lima tahun beruntun menyambangi Negeri Tirai Bambu.
Penampilan skuad junior Indonesia pada ajang beregu tersebut pun tak bisa dibilang biasa-biasa saja.
Perjuangan Daniel Marthin dkk bisa dibilang luar biasa, mereka tampil trengginas dan berhasil membuat tim lawan tak berkutik.
Beberapa laga yang cukup diingat adalah kemenangan Bobby Setiabudi atas Kunlavut Vitidsarn saat Indonesia menghadapi Thailand di semfiinal.
Baca Juga: Anthony Ginting Menyadari 'Musuh' Utamanya yang Sering Hadir di Setiap Laga
Selain itu, pasangan 'gado-gado' Daniel Marthin/Indah Cahya Sari Jamil dan Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah juga meninggalkan kisah manis.
Mereka yang bukan merupakan pasangan asli, justru menjadi penentu kemenangan Indonesia di laga krusial.
Adapun hal kedua adalah pencapaian para wakil Indonesia di kategori individual.
Secara keseluruhan, Indonesia berhasil membawa pulang berbagai warna medali, 1 perunggu, 2 perak dan 1 medali emas.
Medali emas jelas diperoleh dari kemenangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin atas unggulan teratas sekaligus juara bertahan, Di Zi Jian/Wang Chang.
Adapun dua medali perak disumbang oleh Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.
Sedangkan satu medali perunggu berasal dari tunggal putra Indonesia yang di luar dugaan mampu melangkah jauh, Yonathan Ramlie.
Perjalanan Yonathan pun terbilang impresif lantaran sukses menyingkirkan unggulanketiga sekaligus tunggal putra andalan China, Liu Liang.
Kendati menikmati hasil yang cukup apik, Susy Susanti mengimbau skuad junior Tanah Air untuk tidak terlena.
Masih banyak tantangan besar yang akan dihadapi mereka. Baik yang akan naik ke level senior ataupun yang bakal kembali berjuang di Kejuaraan Dunia Junior tahun depan.
"Pencapaian di WJC (Kejuaraan Dunia Junior -red) menurut saya luar biasa, terutama perjuangan di beregu, anak-anak cetak sejarah," puji Susy, dikutip SportFEAT.com dari Badminton Indonesia.
"Ke depannya, kami harapkan usaha mereka harus ekstra lagi, jangan berhenti sampai di sini," imbuh peraih medali emas tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992 itu.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia Junior 2019 - Pola Bermain Sudah Dibaca Lawan, Leo/Indah Tak Bisa Atasi Tekanan
Susy Susanti menyebut bahwa kesuksesan yang diraih saat ini tak serta-merta datang secara instan.
Akan tetapi, ini adalah bagian dari proses panjang dan persiapan yang matang.
"Bibit bagus itu kan hasil proses, kami nyiapin mereka sudah bertahun-tahun lalu, nah matangnya di tahun ini, bukan langsung jadi," jelas Susy.
"Untuk tahun depan pun sudah kami siapkan dari sekarang, sepertinya yang akan lebih menonjol itu pemain putrinya karena masih ada beberapa yang bisa ikut WJC tahun depan," pungkas Susy.
Selepas mengikuti Kejuaraan Dunia Junior 2019, para pemain junior Indonesia akan pulang ke Tanah Air dan dijadwalkan mengikuti dua turnamen beruntun.
Dua turnamen yang dimaksud adalah Superliga Junior 2019 (15-20 oktober) dan Indonesia International Challenge 2019 (22-27 Oktober), yang sama-sama akan dihelat di Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga: Kena Sindrom Seperti Solskjaer, Posisi Petrucci di Ducati Terancam
Source | : | Badminton Indonesia |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |