Secara khusus, ia menyoroti penampilan tiga pemain timnas Indonesia u-19, yaitu Mochammad Supriadi, Bagus Kahfi dan Fajar Fathur Rahman.
Ia menilai ketiga pemain tersebut mempunyai kualitas jempolan dalam duel satu lawan satu.
“Saya katakan bahwa ada beberapa pemain yang oke dalam satu lawan satu di lini serang. Ini sesuatu yang orang katakan mustahil dalam sepak bola," kata Arnason.
"Biasanya tim tak punya banyak pemain yang oke satu lawan satu, tapi kalian punya tiga pemain. Yang nomor 20, 11, dan 14."
Baca Juga: 5 Wakil Non-unggulan yang Berpotensi Jadi Kuda Hitam pada Fuzhou China Open 2019
Arnason juga mengakui timnya memang layak menderita kekalahan dari Garuda Nusantara.
Ia menyebut kekalahan tersebut disebabkan karena mudahnya timnya kemasukan gol.
Selain itu, ie mengaku anak asuhnya masih kelelahan, setelah sebelumnya pada Rabu (6/11/2019).
“Hasil yang adil. Tim yang lebih baik yang menang. Kami memberikan gol-gol konyol dan kekanak-kanakan. Itu sebabnya kami kalah, sederhana,” tutur Arnason.
“Selain itu, kami memainkan 2 pertandingan dalam tiga hari. Anda tidak dapat tidak membuat kesalahan, itu mempengaruhi kami lebih karena Indonesia memiliki pemain yang lebih baik.”
Lebih lanjut, pelatih timnas Hong Kong itu mengaku kecewa atas hasil yang didapat kali ini.
Tertinggal dua gol membuat situasi makin sulit saat menyerang.
“Kami kecewa dengan hasil ini tapi itu wajar. Kalian tidak bisa bermain terus seperti lawan Korea Utara. Kami mencoba lebih menyerang," ungkap Arnason
"Tapi ketika tertinggal 0-2 dari tim yang hebat, artinya laga sudah selesai,” imbuhnya memungkasi.
Dengan hasil ini membuat Hong Kong harus puas berad di posisi ketiga klasemen sementara Grup K Kualifikasi Piala Asia U-19 2020 dengan koleksi 1 poin.
Source | : | PSSI.org |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nestri Yuniardi |