SportFEAT.COM - Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, mengungkap penyebab ketidakmoncerannya pada MotoGP 2019.
MotoGP 2019 bisa dibilang salah satu musim terburuk Valentino Rossi di kelas utama.
Hingga MotoGP 2019 tinggal menyisakan seri Valencia, Valentino Rossi terpuruk di peringkat ketujuh klasemen dengan 166 poin.
Baca Juga: Satu Pemain Timnas Spanyol Doakan Barcelona Gugur di Liga Champions
Selain itu, Valentino Rossi juga belum pernah menjuarai satu pun seri sejauh MotoGP 2019.
Kondisi ini tidak jauh berbeda ketika ia mencoba peruntungan dengan memperkuat Ducati pada 2011.
Kala itu, Rossi mengakhiri musim dengan nangkring di urutan tujuh klasemen (139 poin) tanpa sekali pun menyentuh podium teratas.
Padahal, Yamaha adalah pabrikan yang tergolong sukses mengantar rider berjuluk The Doctor ini selalu menempati daftar lima pembalap teratas pada klasemen akhir.
Rossi pun menyadari bahwa musim ini memang lain daripada musim-musim sebelumnya.
Baca Juga: Persebaya Vs PSM Makassar - Darije Kalezic Beberkan 1 Kunci Menangi Laga
"Ini musim yang sulit meskipun kami memiliki harapan besar," ucap Rossi dilansir SportFEAT.com dari laman media Jerman, Speedweek.
"Saya tidak cukup kuat dan tidak cukup cepat. Selain itu, saya juga merasa tidak nyman di atas motor."
"Oleh karena itu, saya akan mengatakan bahwa kami berada dalam fase yang sulit. Hasil yang kami dapatkan menjelaskan dengan sendirinya," tuturnya menambahkan.
Dari penjelasan di atas, Rossi mengakui bahwa tunggangannya, Yamaha YZR-M1, tidak dalam kondisi yang prima untuk diajak melesat.
Peraih sembilan gelar juara dunia di berbagai kelas ini lantas menjelaskan secara spesifik masalah di motor M1.
"Masalah pertama yang sering saya bicarakan dengan para insinyur saya adalah peranti elektronik," ucap Rossi.
"Sebab, ketika kami beralih ke elektronik Magneti Marelli, insinyur Jepang kami pada awalnya memiliki masalah. Hal itu seperti bahasa baru yang harus mereka pelajari," kata Rossi mengungkapkan.
Sebetulnya, Yamaha telah menghadirkan Michele Gadda sebagai anggota kru yang menangani peranti elektronik tim sejak pertengahan 2018.
Baca Juga: Persebaya Vs PSM - PR Besar Aji Santoso di Skuad Bajul Ijo
Namun, Rossi menilai bahwa timnya butuh lima orang seperti Gadd untuk bisa menanggulangi problem peranti elektronik di Yamaha M1.
Oleh sebab itu, Yamaha kemudian mendatangkan ahli elektronik dari Ducati, Marco Frigerio, yang dinilai sudah terbiasa dengan instrumen Magneti Marelli.
Menurut Rossi, fokus pada penyelesaian masalah peranti elektronik merupakan langkah paling efektif guna mengembalikan performa motor.
"Anda dapat meningkatkan tenaga dan meningkatkan pengembangan mesin, tetapi itu membutuhkan waktu dan uang," Rossi.
"Kami terus bertukar ide dengan para insinyur dan mereka juga tampaknya mengerti bahwa itu membutuhkan upaya ekstra dan sumber daya," kata pembalap asal Italia berumur 40 tahun ini.
Source | : | Speedweek.com |
Penulis | : | Ahmad Tsalis |
Editor | : | Ahmad Tsalis |