Lorenzo mengalami crash hebat di sirkuit Assen dan harus rela melewatkan tiga seri balapan berikutnya secara beruntun.
Cedera tulang belakang (vertebrata) pun tak bisa dia hindari. Hal inilah yang semakin membuat performa Lorenzo semakin terjerembab di tengah usahanya bangkit bersama RC213V 2019 yang cukup sulit dikendalikan.
Menurut Lorenzo, motivasi bagi seorang pembalap, khususnya dirinya, amatlah penting tatkala melakoni debut bersama tim baru.
Bersama Yamaha dan Ducati, Lorenzo berhasil menuai kesuksesan.
Sembilan tahun bersama Yamaha, Lorenzo mampu mencicipi tiga kali juara dunia di kelas utama.
Adapun bersama Ducati (2017-2018), penampilan Lorenzo memang tak terlalu mentereng, Namun setidaknya dia pernah berhasil naik podium juara bersama tim pabrikan Italia itu.
"Orang-orang yang bekerja sama dengan saya pasti sudah hafal betul bagaimana perfeksionisnya saya, berapa besar energi dan intensitas yang selalu saya berikan ke cabang olahraga MotoGP ini," kata Lorenzo.
"Ketika saya memutuskan bersama Honda, ini juga menjadi sebuah langkah besar bagi karier saya. Saya mampu mencapai impian banyak pembalap yakni bergabung dengan Repsol Honda,"
"Saya memang merasa RC213V 2019 tidak bisa saya kendalikan dengan baik, saya tidak bisa tampil kompetitif. Namun saat itu saya sempat berpikir mungkin waktu akan menjawabnya,"
"Saat saya sudah merasa mulai melihat cahaya di kegelapan, crash besar di tes Montmelo terjadi. Lalu beberapa hari kemudian terjadi crash besar lainnya di Assen. Dan anda semua tahu konsekuensi yang kini saya hadapi,"
Lorenzo sejatinya tak ingin mudah menyerah dengan berbagai masalah yang menghampirinya dalam debutnya bersama Repsol Honda.
Source | : | MotoGP,Crash.net |
Penulis | : | Nestri Yuniardi |
Editor | : | Nestri Yuniardi |