"Seseorang memiliki begitu banyak kompromi dan kewajiban seperti yang saya miliki sekarang," ujar Lorenzo
"Namun, kami perlu mengambil kesempatan ini dan itulah yang akan saya lakukan pada siang dan malam ini."
Baca Juga: Timnas U-22 Indonesia Tak Butuh Pemain Naturalisasi untuk SEA Games 2019
Sebelum menjalani balapan MotoGP Valencia, Lorenzo mengaku membayangkan bahwa dia bisa santai dan tidak memiliki banyak tekanan.
"Tetapi, saya merasakan hal sebaliknya. Saya mendapat tekanan karena saya tidak ingin mendapat masalah di awal balapan karena lintasannya licin. Saya juga tidak ingin terjatuh saat balapan," kata Lorenzo mengakui.
"Ketika saya melewati lap ketiga dan keempat saya diam. Saya tahu saya bisa menyelesaikan lomba. Saya harus tidak kehilangan fokus."
"Jika saya melambat terlalu banyak, bagian depan ban bisa menjadi dingin dan saya bisa jatuh dengan mudah," ujarnya.
Pemegang lima gelar juara dunia ini juga menyatakan rasa senang Honda mampu menuntaskan misi dengan meraih triple crown.
Triple crown adalah istilah tiga gelar juara dunia yang direbut pembalap (Marc Marquez), konstruktor, dan tim terbaik pada MotoGP 2019.
"Jelas itu berkat musim sempurna yang dilakukan Marc [Marquez] tanpa banyak bantuan saya. Tetapi, Anda tahu, saya melakukan yang terbaik," ucap Lorenzo
"Saya tidak punya penyesalan. Keadaan itulah yang saya jalani tahun ini."
Kendati demikian, ada rasa rindu yang mungkin akan menggelayuti perasaan mantan pembalap Yamaha ini.
"Saya merasa bahagia setelah 18 tahun menjalani balapan MotoGP," tutur Lorenzo
"Saya akan merindukan kemenangan, mengendarai motor, dan tim yang sudah menjadi keluarga selama kami keliling dunia demi mencari kebahagiaan dan kemuliaan."
The numbers behind @lorenzo99's legendary career! ????
He takes his rightful place among the best this sport has ever seen! ????#ThankYouJorge pic.twitter.com/axOFKyTLiI
— MotoGP™ ???????? (@MotoGP) November 17, 2019
Baca Juga: Jack Miller Tepis Ketertarikan Ducati Usai Berhasil Naik Podium Ke-3 di MotoGP Valencia 2019
Di grid, Lorenzo berbicara kepada asisten pribadinya, Marc Balsells agar dia mampu menjalani wawancara sebanyak mungkin dan membiarkan orang-orang mengerti bagaimana perasaannya pada balapan terakhir.
"Jadi, saya lebih sibuk dari biasanya. Biasanya saya tidak ingin melakukan wawancara, hanya untuk benar-benar fokus," ujar Lorenzo
"Selama wawancara saya gugup karena seperti saya katakan, saya tidak ingin menabrak atau membuat kesalahan demi menyelesaikan balapan dan bertahan hidup."
Setelah melintasi garis finis balapan MotoGP untuk kali terakhir, Lorenzo melakukan tradisi berupa penancapan bendera Lorenzo Land di Sirkuit Ricardo Tormo.
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Ahmad Tsalis |
Editor | : | Ahmad Tsalis |