SportFEAT.COM - Founder Ciputra Group, Ir Ciputra, meninggalkan kesan mendalam terhadap pengembangan talenta-talenta bulu tangkis Indonesia.
Seperti dikutip SportFEAT.com dari Kontan, Ciputra mengembuskan napas terakhir pada Rabu (27/11/2019) pukul 01.05 waktu Singapura.
Ciputra, yang lahir dengan nama Tjie Tjien Hoan, meninggal dunia dalam usia 88 tahun.
Baca Juga: Terungkap Sosok Penyebab Kebobrokan Penyelenggaraan SEA Games 2019 Filipina
"Telah meninggal dunia dengan tenang, Bapak Ir Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group di Singapore pada tanggal 27 November 2019 pukul 01.05 waktu Singapore."
"Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini," demikian pesan singkat dari Rina Ciputra Sastrawinata yang merupakan anak pertama Ciputra.
Nama almarhum Ciputra memang kondang karena sepak terjangnya di dunia bisnis melalui perusahaan bentukannya, Ciputra Group.
Sebab, pada 2018, Majalah Forbes memasukkan nama Ciputra sebagai orang terkaya nomor 27 di Indonesia, dengan kekayaan mencapai 1,2 miliar Amerika Serikat.
Baca Juga: Hasil Liga Champions - 3 Tim Lolos, Robert Lewandowski Robek Rekor Sendiri
Namun demikian, kepergian pria kelahiran Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah, ini meninggalkan kesan berarti bagi dunia bulu tangkis Indonesia.
Cerita kedekatan Ciputra dengan dunia tepok bulu dimulai ketika Perkumpulan Bulu Tangkis Jaya Raya berdiri pada 1975 di Jakarta.
Mengutip laman Yayasan Pembangunan Jaya, PB Jaya Raya lahir atas prakarsa Gubernur DKI kala itu, Ali Sadikin, yang ditindak lanjuti oleh Ciputra.
Menurut Kompas, Bang Ali, sapaan Ali Sadikin, sebenarnya meminta Ciputra untuk mengembangkan dua cabang olahraga, yakni bulu tangkis dan sepak bola.
Namun, Ciputra memandang bahwa sepak bola tidak menjanjikan untuk meraih pretasi di kancah dunia. Alhasil, Ciputra membubarkan klub sepak bola dan atletik.
"Alasan utama tentunya saya lebih mengenal bulu tangkis. Saat muda saya pernah jadi pemain," kata Ciputra, dalam peresmian Gedung Olahraga PB Jaya Raya di Bintaro Jaya Tangerang Selatan, Kamis (15/9/2016).
"Kedua, saya mengenal tokoh-tokoh bulu tangkis saat itu, seperti Rudy Hartono atau pun Ferry Sonneville."
"Yang ketiga, tentunya berdasar perhitungan bahwa dengan struktur tubuh manusia Indonesia, olahraga ini lah yang paling berpeluang membawa nama daerah dan negara."
Ciputra mengakui, visi pembangunan PB Jaya Raya tidak sekadar untuk melahirkan atlet untuk berkompetisi di taraf lokal dan regional.
Akan tetapi, ia ingin melahirkan nama-nama besar dengan prestasi mentereng di level dunia.
Benar saja, lewat PB Jaya Raya bentukannya, sejumlah atlet kenamaan lahir. Mereka seperti: Susy Susanti, Candra Wijaya, Tonny Gunawan, serta Hendra Setiawan dan Markis Kido.
Sejak resmi dikukuhkan pada 17 Juli 1976, PB Jaya Raya telah menyumbang 3 emas Olimpiade, 8 emas kejuaraan dunia, 12 kali juara All England, 8 kali juara Piala Thomas, dan 3 kali juara Piala Uber, kepada Indonesia.
Melalui para atletnya, ada juga 1 kali juara Piala Sudirman, 13 medali emas kejuaraan Asia, 7 medali emas Asian Games dan 59 medali emas SEA Games.
"Saya tidak ingin sekadar punya klub yang pemainnya tak dikenal. Saya ingin pengurus klub ini punya visi jauh dan imajinasi tinggi untuk mewujudkannya, yaitu juara Olimpiade," ucap Ciputra, yang juga ayah empat orang anak ini.
Selain, itu meski dari segi usia sudah sepuh, suami dari Dian Sumeler ini juga mempunyai inovasi yang kekinian.
Ia memandang bahwa sudah saatnya dunia olahraga Indonesia mengambil pendekatan sport science, agar target dapat dicapai secara terukur.
Baca Juga: Kehadiran Pembalap Termuda MotoGP 2020 Jadi Berkah Tersendiri bagi Sang Calon Rival
"Kerjasama institusi olahraga dengan institusi pendidikan sudah menjadi hal yang biasa. Sprinter Jamaica, Usain Bolt, saja sudah sejak awal karirnya memercayakan pengembangan teknik dan arah kariernya kepada institusi pendidikan," ucap Ciputra.
"Karena dengan kerjasama inilah, para pembina dapat mengetahaui perkembangan anak didiknya. Baik secara fisik mau pun teknik. Seperti perlunya penjelasan tentang pertumbuhan otot para pemain."
"Para pembina klub harus punya pengetahuan soal ini. Jaya Raya harus menghasilkan juara. Kalau tidak sanggup, ya silakan mundur..."
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id,Yayasan Pembangunan Jaya |
Penulis | : | Ahmad Tsalis |
Editor | : | Ahmad Tsalis |