Pelatih Singapura, Fandi Ahmad, mengaku kecewa dengan hasil yang didapat Young Lions.
Secara khusus ia menyebut faktor kekalahan timnya disebabkan oleh minimnya bibit pemuda berbakat di negaranya.
Dilansir SportFEAT.com dari Straitstimes.com, Fandi Ahmad mengeluhkan hal tersebut usai mendapatkan hasil minor di dua laga awal SEA Games 2019.
Fandi Ahmad menyebut timnya kekurangan beberapa pemain mumpuni di beberapa sektor, khususnya di lini depan.
Jika biasanya di negara-negara Asia Tenggara lainnya memiliki lebih dari empat striker hebat, Fandi Ahma mengaku kini Singapura hanya mempunyai satu hingga dua striker saja.
"Kita punya satu hingga dua striker, negara (ASEAN) lain memiliki lima, enam hingga tujuh," ucap Fandi.
"Pemain muda berbakat belum muncul, kita masih tertinggal jauh di belakang.
"Saya tidak berpikir kita memiliki banyak bakat di Singapura, jumlah kita banyak tetapi tidak sangat besar seperti negara-negara ASEAN lain," imbuhnya.
Selain kurangnya pemain muda berbakat, Fandi Ahmad juga menceritakan minimnya waktu persiapan.
Hal tersebut tidak terlepas dari latar belakang para pemainnya.
"Para pemain kami sebagian besar adalah pekerja paruh waktu, pelajar dan pegawai ASN, sehingga kami tidak dapat memiliki waktu berlatih bersama yang banyak," ujar Fandi Ahmad.
"Kami dari tim pelatih bahkan harus menunggu mereka saat pukul enam atau tujuh malam, karena selain jam itu, tidak ada waktu bagi mereka untuk berlatih,"
"Ini yang kita miliki, jadi ini yang harus terus kami perjuangkan," imbuhnya.
Baca Juga: SEA Games 2019 - Deja Vu Osvaldo Haay di 2 Laga Timnas U-22 Indonesia
Pada matchday pertama fase Grup B SEA Games 2019, timnas U-22 Singapura asuhan Fandi Ahmad hanya dapat bermain imbang melawan Laos dengan skor 0-0.
Praktis, kekalahan 0-2 dari timnas U-22 Indonesia kemarin membuat skuad Young Lions sama sekali belum berhasil mencetak gol dalam laga penyisihan grup B cabor sepak bola SEA Games 2019.
Source | : | straitstimes.com |
Penulis | : | Nuranda Indrajaya |
Editor | : | Nestri Yuniardi |